Jumat, 20 Juni 2014

Andai aku bisa seperti Taylor Swift yang membuat lagu berdasarkan pengalaman cintanya


Andai aku bisa seperti Taylor Swift yang membuat lagu berdasarkan  pengalaman cintanya. Mungkin yah, hanya orang itu lagi atau lagi-lagi orang itu. Kekeke~ kalau Mrs.Swift khan banyak tuh yang menjadi topic dan materinya. Sebenarnya sih, inti dari lagu-lagunya adalah masa lalunya ya kita bisa menyebutnya dengan MR. Yesterday.
Okeh balik lagi ke diri sendiri. Kalau sudah membayangkan tentang sedikit atau secungkil masa lalu, aku hanya bisa mengekspresikannya dalam bentuk tulisan atau gambar. Sebab aku tidak dapat bernyanyi dengan suara yang aku tidak begitu baik, maupun memainkan alat atau instrument music.
 Sedih juga sih jika membaca kembali beberapa tulisan dan itu bisa membuat jebakan nostalgia (menurut Raisa). Ya pahamkan. Apalagi orang berjenis kelamin cowok, trah keturunan Adam yang dapat dikatakan sepantaran denganku hanya dua orang, yakni Kancil dan Elang. Monyet? Kucing? Jerapah? Hahahaha. Jangan diambil hati, karena aku orang yang mudah menyukai, bukan mencintai.
Oya! Wanita adalah makhluk yang jeli, sensitive, dan peka (dapat dibilang demikian) sehingga dapat dengan dengan mudah menangis hanya karena teringat sesuatu ketika mendengar lagu, menonton film ataupun hari/tanggal yang menurut mereka … “Gue, banget…”.
Ya, itulah sosok yang bernama Hawa. Yang terkadang menuntut pasangannya untuk juga mengingat hal yang sama.
Disini bukannya aku membela kaum Adam, aku memberi sedikit nafas oksigen. Tapi secara logika, cowok atau lelaki yang (biasanya) di tuntut untuk harus ini itu pasti secara tak sadar tapi harus sadar dia lupa akan cerita-cerita yang dianggap tidak begitu penting. Tapi kata bapaknya adik kandungku, terkadang yang diingatnya adalah bekerja keras untuk membayar spp putra-putrinya di awal bulan. Sedangkan ibu, jelas dan pasti dia memgingat kapan anak, suami bahkan dirinya ulang tahun, tanggal pernikahan, tanggal tagihan listrik, telpon, maupun tanggal yang keramat, kekekek~ (maaf Mah, tapi mamah juga demikian).
Terkadang aku berfikir bahwa aku hampir memiliki kesamaan dengan Bang Radit yang malah membuat cerpen, film hingga komik berdasarkan cerita masa lalunya. Penggunaan nama hewan juga di lakukan pada setiap judul ceritanya dari mulai Kambing jantan, Kerbau betina, atau apalah itu. Kalau aku sih, jangan ditanya. Owl untukku, Kancil untuk dia, Elang untuk dirinya, Monyet untuk ia, ataupun mungkin … lalu untukmu, Pembaca? Engkau sendiri yang menentukan untukku. Mungkin Dear, Sweety, Be Loved, atau Sweet Heart. Ya sudahlah ini hanya kekacauan dengan bumbu geer yang akan membuat kesalah pahaman. Bukankah tadi aku sudah mengatakan bahwa aku mungkin saja mudah untuk menyukai seseorang, tapi tidak untuk mencintai seseorang.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar