#30HariRamadhanNgeblogYuk
Puasa di hari
kedua sungguh menyebalkan untukku. Ini berhubungan dengan sifat buruk yang
muncul dariku. Memang aku akui terkadang sifat kanak-kanakanku tidak masuk
akal. Sungguh aku sendiri merasa malu ketika sifat tersebut muncul. Maklum
sekali dalam kesahariannya aku berusaha mencoba untuk bersifat dewasa dan bisa
di bilang nerimonan dan terkadang lebih bilang terserah daripada harus
memilih dan ternyata tidak cocok di yang lain, ini serius lho aku lebih memilih
untuk beradaptasi dengan siapa aku berbicara, bagaimana menghadapinya dan bisa
di bilang itu comfort zone-ku. Mungkin sifat inilah yang membawaku
ketika aku sedang berusaha membuat cirri khas yang ada pada diriku sedikit
dirusak dengan orang lain, maka sifat buruk itupun terlihat.
Jam 2 dinihari
tanggal 29 Juni yang merupakan hari keduaku dalam berpuasa. Aku mempersiapkan
menu sahurku adalah sayur sop dengan masakan yang aku rencanakan sama dengan
masakan mamahku. Aku kangen dengan beliau, itu sebabnya masakan yang mirip
membuat rasa jkangen sedikit teratasi. Kemudian datanglah teman yang umurnya
diatas aku, dia membuat rencanaku gagal. Sayur yang aku harapkan tidak jadi,
malahan yang ada sayur sop dengan kubis yang sudah sangat layu sedangkan
mamahku selalu membuat setengah matang agar ketika dimasak terasa
‘kriuk..kriukk’nya.
Setan pada saat
itu menyelimutiku, iya mengatakan untuk tidak makan bersama mereka dan diam
tutup mulut seperti layaknya anak kecil yang ngambek kepada sang kakak yang
merusak acara masak-masakannya dengan berbie kesayangan. Langsung saja aku
masuk kamar dengan melemparkan daun pintu hingga terdengar suara keras. Diamku
saat itu seperti mengatakan , “ Ini lho, aku lagi marah”. Memalukan ketika aku
menyadarinya.
Di dalam kamar
aku menangis. FYI, aku lebih baik menjauh dari orang lain ketika aku marah
terhadap seseorang. Takutnya mulutku mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Di
sana aku menagis sejadi-jadinya sambil ber-Istighfar sebanyak-banyaknya.
Selanjutnya mengingat hal-hal baik yang orang tersebut perbuat kepada kita,
tambah-tambah tangisanku seperti menyesakkan dada dan hampir tidak bisa ku
bernafas. Aku memang memiliki Angry Disolder Syndrom, dimana dapat marah tanpa
ada sebab atau kurang masuk akal. Dikarenakan adanya masalah yang selalu dipendam
tanpa bisa dikeluarkan dan ketika keluar waktunya tidak tepat. Sedangkan hal
yang aku lakukan diatas, merupakan saran dari salah seorang sahabatku.
Ibadah yang aku
rasakan dihari ini sungguh sia-sia rasanya. Seperti rasanya sholat tidak
diterima, membaca Al-quran sungguh malas dan benar saja setan masih memelukku
dalam jalan sesatnya. Ketika buka puasapun Mbak Levi mengajakku untuk makan
bersama dan sholat magrib berjamaah. Ajakan itu aku tolak tanpa ada sautan yang
keluar dari mulut ini misalnya, ‘tidak’, ‘gag’, ‘duluan’ atau ‘udah’. Sungguh
malu jika mengingatnya.
Maafkan aku yah
mbak-mbakku, bukannya aku bermaksud gimana-gimana tapi mungkin dikarenakan aku
sedang kangen rumah dan masakan mamah sehingga jadinya salah paham seperti ini.
Dan padahal mungkin biasanya aku biasa-biasa saja dan tetap memakan masakan
mbak yang tadi aku certain malah dengan lahap. Semoga kalian mengertia apa yang
aku maksud. Kadang aku memang ingin merasa sebagai adek yang diperhatikan oleh
kakak-kakanya. Tapi sungguh bukan ku bermaksud seperti demikian. Terimakasih
ternyata kalian memperhatikanku dan tetap mengetuk-ngetuk pintu kamarku, meski
tidak ada sahutan dari sang empunya kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar