Senin, 30 Juni 2014

#30HariRamadhanNgeblogYuk Hari Kedua yang Menjengkelkan



#30HariRamadhanNgeblogYuk
Puasa di hari kedua sungguh menyebalkan untukku. Ini berhubungan dengan sifat buruk yang muncul dariku. Memang aku akui terkadang sifat kanak-kanakanku tidak masuk akal. Sungguh aku sendiri merasa malu ketika sifat tersebut muncul. Maklum sekali dalam kesahariannya aku berusaha mencoba untuk bersifat dewasa dan bisa di bilang nerimonan dan terkadang lebih bilang terserah daripada harus memilih dan ternyata tidak cocok di yang lain, ini serius lho aku lebih memilih untuk beradaptasi dengan siapa aku berbicara, bagaimana menghadapinya dan bisa di bilang itu comfort zone-ku. Mungkin sifat inilah yang membawaku ketika aku sedang berusaha membuat cirri khas yang ada pada diriku sedikit dirusak dengan orang lain, maka sifat buruk itupun terlihat.
Jam 2 dinihari tanggal 29 Juni yang merupakan hari keduaku dalam berpuasa. Aku mempersiapkan menu sahurku adalah sayur sop dengan masakan yang aku rencanakan sama dengan masakan mamahku. Aku kangen dengan beliau, itu sebabnya masakan yang mirip membuat rasa jkangen sedikit teratasi. Kemudian datanglah teman yang umurnya diatas aku, dia membuat rencanaku gagal. Sayur yang aku harapkan tidak jadi, malahan yang ada sayur sop dengan kubis yang sudah sangat layu sedangkan mamahku selalu membuat setengah matang agar ketika dimasak terasa ‘kriuk..kriukk’nya.
Setan pada saat itu menyelimutiku, iya mengatakan untuk tidak makan bersama mereka dan diam tutup mulut seperti layaknya anak kecil yang ngambek kepada sang kakak yang merusak acara masak-masakannya dengan berbie kesayangan. Langsung saja aku masuk kamar dengan melemparkan daun pintu hingga terdengar suara keras. Diamku saat itu seperti mengatakan , “ Ini lho, aku lagi marah”. Memalukan ketika aku menyadarinya.
Di dalam kamar aku menangis. FYI, aku lebih baik menjauh dari orang lain ketika aku marah terhadap seseorang. Takutnya mulutku mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Di sana aku menagis sejadi-jadinya sambil ber-Istighfar sebanyak-banyaknya. Selanjutnya mengingat hal-hal baik yang orang tersebut perbuat kepada kita, tambah-tambah tangisanku seperti menyesakkan dada dan hampir tidak bisa ku bernafas. Aku memang memiliki Angry Disolder Syndrom, dimana dapat marah tanpa ada sebab atau kurang masuk akal. Dikarenakan adanya masalah yang selalu dipendam tanpa bisa dikeluarkan dan ketika keluar waktunya tidak tepat. Sedangkan hal yang aku lakukan diatas, merupakan saran dari salah seorang sahabatku.
Ibadah yang aku rasakan dihari ini sungguh sia-sia rasanya. Seperti rasanya sholat tidak diterima, membaca Al-quran sungguh malas dan benar saja setan masih memelukku dalam jalan sesatnya. Ketika buka puasapun Mbak Levi mengajakku untuk makan bersama dan sholat magrib berjamaah. Ajakan itu aku tolak tanpa ada sautan yang keluar dari mulut ini misalnya, ‘tidak’, ‘gag’, ‘duluan’ atau ‘udah’. Sungguh malu jika mengingatnya.
Maafkan aku yah mbak-mbakku, bukannya aku bermaksud gimana-gimana tapi mungkin dikarenakan aku sedang kangen rumah dan masakan mamah sehingga jadinya salah paham seperti ini. Dan padahal mungkin biasanya aku biasa-biasa saja dan tetap memakan masakan mbak yang tadi aku certain malah dengan lahap. Semoga kalian mengertia apa yang aku maksud. Kadang aku memang ingin merasa sebagai adek yang diperhatikan oleh kakak-kakanya. Tapi sungguh bukan ku bermaksud seperti demikian. Terimakasih ternyata kalian memperhatikanku dan tetap mengetuk-ngetuk pintu kamarku, meski tidak ada sahutan dari sang empunya kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar