Selasa, 03 Juni 2014

This is My New Experience in Gn. Ungaran - Part. 2



LANJUTANNYA…..
Perjalanan ke atas, masya Allah susahnya. Ini sangat terjal dan batu maupun ranting serta akar pohonnya semakin banyak. Sapa-menyapa terjadi sering disini. Ditengah perjalanan ketika, ‘puk.. Auw!!’ Ya Allah napa ini paha sampai kepentok ujung pohon? Tapi lagu D’Masive terngiang di kepala, kekeke~ mau nangis sebenarnya waktu Ayu mukul-mukul kaki tersebut, katanya biar kebal –Adanya tambah sakit, Ayu!- Banyak sekali kejadian lucu, pengen ketawa sebenarnya dari mulai Ayu yang di gandeng Wildan karena akan membuktikan kalau Wildan tidak jahat (Ayu minta maaf terus ke dia), aku yang sempat kepleset, Imam yang jatuh gara-gara ketarik Sekar, Wildan yang di depan sempat mundur gara-gara ulat bulu, kita yang saling menuduh gara-gara bau kentut entah milik siapa, aku yang ngira kaki Wildan sebagai ranting pohon dan menarik-nariknya alhasil dia marah-marah, Ayu yang kakinya aku duduki,  dan Dones yang kata Ayu kaya Cupatkai, hahahaha Aku tertawa terus mengingat itu semua.
Sempat di berhentian kita aku merekam walau tanpa gambar pukul 3.40 AM subhanallah… itu pemandangan lampu kota semarang udah tak kalah keren dengan langit. Lampu kuning dan putih mendominasi bentuknya pun beragam, ada yang kaya bintangnya Gatotkaca, ular emas, huruf, dll. Yeah sempat mengambil foto, tapi koplak bin lemesnya si Wildan moto tapi tutup lensa masih nempel itu di mulunya, haduhhh… lemes. Yang keinget lainnya adalah waktu aku teriak beneran teriak sampai serak memanggil nama Hadi yang jauh di belakang, kata Hadi “Itu suara Ai kalau teriak menakutkan sekali”, di timpali oleh suara lemes Kak Ai, “Hadi itu yang teriak bukan Ai. Tapi Ajeng”. Kontan semuanya tertawa.
Kata Wildan target sampai puncak sebentar lagi, karena kita sudah melewati rute bukit pertama, nanti turun, nanti naik sebentar lagi baru sampai puncak. Kalau tidak salah suara adzan subuh dan puji-pujian sudah terdengar dari disini. Ada ucapanku gini, “Biar deh, sobek-sobek dah ini celan langkah pakai manjat batu segini gedenya”, eh di timpali ketawa mas-mas yang lagi istirahat. Sial,,,emang ada yang salah sama omonganku?
Hadi, dan Marliyah yang paling depan menghitung 18 langkah mundur dibelakangnya ada kak Ai dan Aku.  Yeahhhhh Pukul 5.10 kami sampai puncak~~~~~~ Aku langsung sms Abih-mamah mengabarkan bahwa kondisiku baik walaupun aku yakin pasti tidak terkirim. Suara syukur, pujian, aku lantunkan kepada Allah SWT selaku pencipta kehidupan alam yang mewah ini yang terusak oleh jamahan tangan manusia.
5.21 AM semburat garis berwarna jingga sudah mulai terlihat hingga di waktu 5.24 aku melihat matahari mulai muncul bersamaan dengan ciptaan lain makhluk Allah berupa penampakan pandaki-pendaki lain yang -----. Dihatiku bilang, “Maha Suci Allah yang menciptakan seluruh pemandangan alam  berupa matahari dan gunung lain yang indah di sisi lainnya dan makhluk-makhluk tampan ini”, hahahahah. Khan wajar yah, namanya juga cewek.
 Se sok-sokannya aku, se tomboy-tomboynya aku yang no-les, se mandiri-mandirinya aku, disuguhin ginian ya siapa yang nolak. Curcol yak dari yang mulai wajahnya mirip Danu, ada., mirip Kemal Pahlevi ada, mancung-mancung manis asoy, ada (wakakakak~)., sipit-sipit pendaya tarikan yang memikat, ada men!, se cool pria idaman yang ehem, ada., yang pasti sepertinya aku kepincut sama salah satu pembuat pasta. Ahahahah, tampangnya mengingatkan pada seseorang aghaha ahhhaaayyyooouu.  Beneran kaya di surga deh, sayang pada ngeroko. Malesi, ndeng!.
Ealah, ketemu si Denta Kimia’13! Uurusanku dengan dia karena kami satu sie danus, dan dia adik angkatannya Danu. Asemm.. kepo, kepo! Ternyata kekepoanku membuat aku jleb dan males untuk foto-foto. Di tambah hawa dingin yang melanda. Ngantuk! Untuk siasat pengobat sakit hati, ketika aku pinjam punggung Dones untuk tempat senderan kepala,  mata aku alihkan dongs ke mas mas yang membuat pasta. Aiiiiihhh, adem bener ni dah. Entah usut-punya kusut apa ketika aku ngegosip sama Denta tiba-tiba Imam dan yang lain menyebut nama Danu. Astagfirullahh.. merah ini wajah, tapi tetep sih mata aku tetap menatap mas-mas tersebut. Khun sobtah, na… Che rak khun!I pengin bilang, “foto bareng yuk.” Tapi tak mungkiiinnnn, sediiihhhh.
Yey, Kak Ai menjadi umi yang baik untuk kami semua, gimana tidak baik, dia menyuapi kami pudding satu persatu sambil ngucap, “nggeeeeenggg…pasawatnya mau terbang”. Berasa kami anak-anaknya khan, pokoknya sesi foto is numero uno walaupun Cuma sedikit.
Setelah puas jam 8.30an AM kami turun, dalam hati semoga aku bisa muncak kemanapun itu lagi. Waktu jam 8.05 kita sudah sampai di bukit yang semalem ada mas-mas yang ketawa. Pas lihat bawah ment! Aku shock dan takut setengah mati. Gimana gag, aku yang menderita pobia harus menelan ludah karena menyedari medan yang kita lewati sebegini terjalnya. Ya Allahhhh… Batu gede semua ini… Hadi turun tangan dan mencontohkan cara turun.
Aku, Marliyah dan Kak Ai mengawali waktu turun. Jauh banget pokonya. Mungkin karena ngantuk yah, aku sempat tidur di batu-batuan gituh. Ah, enaklah. Lagi-lagi aku kepleset sampai sandalnya copot. Aduhh, pantanya kaya diampelas. Panas. Yaudah intinya pas turun aku sama Marliyah nyampai duluan di kebun teah sambil foto pukul 10.07 AM. Sepanjang itu kita ngobrol pokoknya. Trus nyampai deh di tenda. Aku bur-buru ganti celana yang kotor ini, Lia aku suruh tunggu di luar. Eh pas keluar ngelihat Ijan penuh luka katanya tidur di taman bunga.
Mampus, tempat peepee kita semalem rupanya kebun bunga. Tiiddaaakkksss.
Trus ngadem di kebun kopi, hehehe. Sambil makan sisa pudding, mie rebus yang di campur sarden dan terlihat mirip pasta. Bersamaan sambil lagi-lagi aku dan Ayu di suapin kak Ai. Serasa yangan sangat lemah. Ya Allah, pahala banget untuk kak Ai. Yang lucu disini adalah adegan suap-suapan itu sendiri sih.. heheheh
Setelah selesai, kami yang dahulu sambil nunggu yang lain biasa dong, mendahului sampai di kolam renang tersebut.  Ya Allah itu airnya sejuk tak tertolong, itu lho air yang semalem buat minum kita. Kami ambil video untuk bercerita panjang lebar mengenai perjalanan kami. Dari aku, Marliyah dan Kak Ai yang di tunjuk sebagai sie logistic, Rahayu sebagai Percobaan Merbabu, dengan Sekar sebagai korban, Imam sebagai Sie medical alias tukang urut, Rafif dan Ijan Keamanan ngerangkap Dokumenter, Hadi sebagai ketua, Nasrul sebagai penasihat ibadah, Dones sebagai Sie mbah-mbuh, dan Wildan sebagai sie Juru Petunjuk jalan sekaligus ngerangkep juru foto. Seru kita di sana, trus aku sama Ayu mencuci bekas makan, nesting dan barang lainnya yang harusnya di cuci.
Entah apa yang membuat aku emosi, tapi aku sempat egois sedikit disini Ayu bilang jangan ngeluh, masa kalah sama ibu-ibu pengambil daun petai dan kopi. Sebenarnya Ayu benar dan tidak punya salah sedikitpun, tapi aku marah aja tanpa sebab. Yang membuat aku melangkah mendahului yang lain bersama sahabatku, Marliyah (lagi). Tapi di tengah jalan ketika kami berhenti Rafif datang mendahului kami. Yey. Jadi kami bertiga. Sebenarnya perjalanan semalem itu yang lama  ditempuh kami ke Pos Mawar hanya dalam waktu satu jam, karena kami sampai situ pukul 2.25 PM pas! Istirahat minum Cuma dua kali. Dan sama seperti sebelumnya ketika kami berpapasan dengan pendaki lain yang mau ke atas atatupun yang turun kebawah selalu saling menyapa.
Kocaknya sempat di tengah jalan Rafif berhenti dan dan menyuruhku jalan di depan karena ada laba-laba yang membuat sarang. Oiya, dia khan takut sama serangga. Kocak sebenarnya. Ketika beberapa lama Rafif merentangkan tangan s ke kita, ternyata yang jualan makanan di depan kita. Yeay! Sampai di pos mawar! Pekikku. Rafif makan mie dan aku sama Marliyah menuju camp untuk solat. Hampir jam 3, rombongan yang terdiri atas HAdi, Ayu, Dones, Ai, Wildan dan Nasrul datang. Kami sudah selesai solat dan lagi makan bakso. Yasudah tunggulah di basecamp tersebut yang ternyata di huni oleh pendaki semalam yang menyapa kami di tenda. 22 orang dari UNS Solo.
Oya lupa, ada cerita ketika Imam yang kehilangan kuci motornya. Dan ditemukan disini. Hampir semuanya pada tepar. Kurang beruntungnya aku tidak mendapatkan tempat. Giliran Ayu bangun, aku langsung deh tidur disana.
 Jam 5.an PM aku di bangunin dan akan pulang ke Tembalang, udah deh sepanjang perjalanan sebenarnya mataku sudah mulai mengantuk tapi apa daya, aku membonceng Nasrul, takut jatuh ntar. Mumpung berhenti di POM Bensin, aku gunain itu buat tidur, dan di perjalannan aku tidur lagi, bukan tidur sih mungkin tepatnya ngantuk-ngantuk ayam. Hehehe. Pokoknya aku pegangan saja jaket Nasrul, habisnya kalau aku benar-benar mengantuk, aduh tanpa mengenal tempat dan waktu, boro-boro bahaya deh.
Jam 8.an PM kami sampai di kostanku kembali dengan aman, aku langsung ambil tempat yang enak untuk tidur. Aduhh… parahnya aku. Setelah beberapa anak pulang yang tersisa hanya Aku, Marliyah, Kak Ai, Nasrul, Hadi, Wildan dan Ijan. Sambil menghitung uang yang di keluarkan, Nasrul bilang katanya sebenarnya dia mau ngebut. Tapi berhubung dia lihat aku terkantuk-kantuk dia malah bingung. Ahahahaha, iya sih yah. Aku juga ngerasa waktu membonceng dia ini kok jalan lambat. Hahaha, pokoknya makasih deh Nasrul. Kekekeke.
Selamat sudah berhasil sampai puncak dan makasih telah berpartisipasi terucap. Dan tak ketinggalan Salam dan capek yang mendera menjadi bukti penutup cerita perjalanan kami.
Yasudah sekian dahulu cerita yang aku ingat, kurang lebihnya minta maaf. Ini memang sangat panjang, tapi beginilah adanya. Wassalamualaikum, warahmatullahhi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar