LANJUTANNYA…..
Perjalanan ke
atas, masya Allah susahnya. Ini sangat terjal dan batu maupun ranting serta
akar pohonnya semakin banyak. Sapa-menyapa terjadi sering disini. Ditengah
perjalanan ketika, ‘puk.. Auw!!’ Ya Allah napa ini paha sampai kepentok ujung
pohon? Tapi lagu D’Masive terngiang di kepala, kekeke~ mau nangis sebenarnya
waktu Ayu mukul-mukul kaki tersebut, katanya biar kebal –Adanya tambah sakit,
Ayu!- Banyak sekali kejadian lucu, pengen ketawa sebenarnya dari mulai Ayu yang
di gandeng Wildan karena akan membuktikan kalau Wildan tidak jahat (Ayu minta
maaf terus ke dia), aku yang sempat kepleset, Imam yang jatuh gara-gara ketarik
Sekar, Wildan yang di depan sempat mundur gara-gara ulat bulu, kita yang saling
menuduh gara-gara bau kentut entah milik siapa, aku yang ngira kaki Wildan
sebagai ranting pohon dan menarik-nariknya alhasil dia marah-marah, Ayu yang
kakinya aku duduki, dan Dones yang kata
Ayu kaya Cupatkai, hahahaha Aku tertawa terus mengingat itu semua.
Sempat di
berhentian kita aku merekam walau tanpa gambar pukul 3.40 AM subhanallah… itu
pemandangan lampu kota semarang udah tak kalah keren dengan langit. Lampu
kuning dan putih mendominasi bentuknya pun beragam, ada yang kaya bintangnya
Gatotkaca, ular emas, huruf, dll. Yeah sempat mengambil foto, tapi koplak bin
lemesnya si Wildan moto tapi tutup lensa masih nempel itu di mulunya, haduhhh…
lemes. Yang keinget lainnya adalah waktu aku teriak beneran teriak sampai serak
memanggil nama Hadi yang jauh di belakang, kata Hadi “Itu suara Ai kalau teriak
menakutkan sekali”, di timpali oleh suara lemes Kak Ai, “Hadi itu yang teriak
bukan Ai. Tapi Ajeng”. Kontan semuanya tertawa.
Kata Wildan
target sampai puncak sebentar lagi, karena kita sudah melewati rute bukit
pertama, nanti turun, nanti naik sebentar lagi baru sampai puncak. Kalau tidak
salah suara adzan subuh dan puji-pujian sudah terdengar dari disini. Ada
ucapanku gini, “Biar deh, sobek-sobek dah ini celan langkah pakai manjat batu
segini gedenya”, eh di timpali ketawa mas-mas yang lagi istirahat. Sial,,,emang
ada yang salah sama omonganku?
Hadi, dan
Marliyah yang paling depan menghitung 18 langkah mundur dibelakangnya ada kak
Ai dan Aku. Yeahhhhh Pukul 5.10 kami
sampai puncak~~~~~~ Aku langsung sms Abih-mamah mengabarkan bahwa kondisiku
baik walaupun aku yakin pasti tidak terkirim. Suara syukur, pujian, aku
lantunkan kepada Allah SWT selaku pencipta kehidupan alam yang mewah ini yang
terusak oleh jamahan tangan manusia.
5.21 AM
semburat garis berwarna jingga sudah mulai terlihat hingga di waktu 5.24 aku
melihat matahari mulai muncul bersamaan dengan ciptaan lain makhluk Allah
berupa penampakan pandaki-pendaki lain yang -----. Dihatiku bilang, “Maha Suci
Allah yang menciptakan seluruh pemandangan alam
berupa matahari dan gunung lain yang indah di sisi lainnya dan
makhluk-makhluk tampan ini”, hahahahah. Khan wajar yah, namanya juga cewek.
Se sok-sokannya aku, se tomboy-tomboynya aku
yang no-les, se mandiri-mandirinya aku, disuguhin ginian ya siapa yang nolak.
Curcol yak dari yang mulai wajahnya mirip Danu, ada., mirip Kemal Pahlevi ada,
mancung-mancung manis asoy, ada (wakakakak~)., sipit-sipit pendaya tarikan yang
memikat, ada men!, se cool pria idaman yang ehem, ada., yang pasti sepertinya
aku kepincut sama salah satu pembuat pasta. Ahahahah, tampangnya mengingatkan
pada seseorang aghaha ahhhaaayyyooouu.
Beneran kaya di surga deh, sayang pada ngeroko. Malesi, ndeng!.
Ealah, ketemu
si Denta Kimia’13! Uurusanku dengan dia karena kami satu sie danus, dan dia
adik angkatannya Danu. Asemm.. kepo, kepo! Ternyata kekepoanku membuat aku jleb
dan males untuk foto-foto. Di tambah hawa dingin yang melanda. Ngantuk! Untuk
siasat pengobat sakit hati, ketika aku pinjam punggung Dones untuk tempat
senderan kepala, mata aku alihkan dongs
ke mas mas yang membuat pasta. Aiiiiihhh, adem bener ni dah. Entah usut-punya
kusut apa ketika aku ngegosip sama Denta tiba-tiba Imam dan yang lain menyebut
nama Danu. Astagfirullahh.. merah ini wajah, tapi tetep sih mata aku tetap
menatap mas-mas tersebut. Khun sobtah, na… Che rak khun!I pengin bilang,
“foto bareng yuk.” Tapi tak mungkiiinnnn, sediiihhhh.
Yey, Kak Ai
menjadi umi yang baik untuk kami semua, gimana tidak baik, dia menyuapi kami
pudding satu persatu sambil ngucap, “nggeeeeenggg…pasawatnya mau terbang”. Berasa
kami anak-anaknya khan, pokoknya sesi foto is numero uno walaupun Cuma sedikit.
Setelah puas
jam 8.30an AM kami turun, dalam hati semoga aku bisa muncak kemanapun itu lagi.
Waktu jam 8.05 kita sudah sampai di bukit yang semalem ada mas-mas yang ketawa.
Pas lihat bawah ment! Aku shock dan takut setengah mati. Gimana gag, aku
yang menderita pobia harus menelan ludah karena menyedari medan yang kita
lewati sebegini terjalnya. Ya Allahhhh… Batu gede semua ini… Hadi turun tangan
dan mencontohkan cara turun.
Aku, Marliyah
dan Kak Ai mengawali waktu turun. Jauh banget pokonya. Mungkin karena ngantuk
yah, aku sempat tidur di batu-batuan gituh. Ah, enaklah. Lagi-lagi aku kepleset
sampai sandalnya copot. Aduhh, pantanya kaya diampelas. Panas. Yaudah intinya
pas turun aku sama Marliyah nyampai duluan di kebun teah sambil foto pukul
10.07 AM. Sepanjang itu kita ngobrol pokoknya. Trus nyampai deh di tenda. Aku
bur-buru ganti celana yang kotor ini, Lia aku suruh tunggu di luar. Eh pas
keluar ngelihat Ijan penuh luka katanya tidur di taman bunga.
Mampus, tempat
peepee kita semalem rupanya kebun bunga. Tiiddaaakkksss.
Trus ngadem di
kebun kopi, hehehe. Sambil makan sisa pudding, mie rebus yang di campur sarden
dan terlihat mirip pasta. Bersamaan sambil lagi-lagi aku dan Ayu di suapin kak
Ai. Serasa yangan sangat lemah. Ya Allah, pahala banget untuk kak Ai. Yang lucu
disini adalah adegan suap-suapan itu sendiri sih.. heheheh
Setelah
selesai, kami yang dahulu sambil nunggu yang lain biasa dong, mendahului sampai
di kolam renang tersebut. Ya Allah itu
airnya sejuk tak tertolong, itu lho air yang semalem buat minum kita. Kami
ambil video untuk bercerita panjang lebar mengenai perjalanan kami. Dari aku,
Marliyah dan Kak Ai yang di tunjuk sebagai sie logistic, Rahayu sebagai Percobaan
Merbabu, dengan Sekar sebagai korban, Imam sebagai Sie medical alias tukang
urut, Rafif dan Ijan Keamanan ngerangkap Dokumenter, Hadi sebagai ketua, Nasrul
sebagai penasihat ibadah, Dones sebagai Sie mbah-mbuh, dan Wildan sebagai sie
Juru Petunjuk jalan sekaligus ngerangkep juru foto. Seru kita di sana, trus aku
sama Ayu mencuci bekas makan, nesting dan barang lainnya yang harusnya di cuci.
Entah apa yang
membuat aku emosi, tapi aku sempat egois sedikit disini Ayu bilang jangan
ngeluh, masa kalah sama ibu-ibu pengambil daun petai dan kopi. Sebenarnya Ayu
benar dan tidak punya salah sedikitpun, tapi aku marah aja tanpa sebab. Yang
membuat aku melangkah mendahului yang lain bersama sahabatku, Marliyah (lagi).
Tapi di tengah jalan ketika kami berhenti Rafif datang mendahului kami. Yey.
Jadi kami bertiga. Sebenarnya perjalanan semalem itu yang lama ditempuh kami ke Pos Mawar hanya dalam waktu
satu jam, karena kami sampai situ pukul 2.25 PM pas! Istirahat minum Cuma dua
kali. Dan sama seperti sebelumnya ketika kami berpapasan dengan pendaki lain
yang mau ke atas atatupun yang turun kebawah selalu saling menyapa.
Kocaknya sempat
di tengah jalan Rafif berhenti dan dan menyuruhku jalan di depan karena ada
laba-laba yang membuat sarang. Oiya, dia khan takut sama serangga. Kocak
sebenarnya. Ketika beberapa lama Rafif merentangkan tangan s ke kita, ternyata
yang jualan makanan di depan kita. Yeay! Sampai di pos mawar! Pekikku. Rafif
makan mie dan aku sama Marliyah menuju camp untuk solat. Hampir jam 3, rombongan
yang terdiri atas HAdi, Ayu, Dones, Ai, Wildan dan Nasrul datang. Kami sudah
selesai solat dan lagi makan bakso. Yasudah tunggulah di basecamp tersebut yang
ternyata di huni oleh pendaki semalam yang menyapa kami di tenda. 22 orang dari
UNS Solo.
Oya lupa, ada
cerita ketika Imam yang kehilangan kuci motornya. Dan ditemukan disini. Hampir
semuanya pada tepar. Kurang beruntungnya aku tidak mendapatkan tempat. Giliran
Ayu bangun, aku langsung deh tidur disana.
Jam 5.an PM aku di bangunin dan akan pulang ke
Tembalang, udah deh sepanjang perjalanan sebenarnya mataku sudah mulai
mengantuk tapi apa daya, aku membonceng Nasrul, takut jatuh ntar. Mumpung
berhenti di POM Bensin, aku gunain itu buat tidur, dan di perjalannan aku tidur
lagi, bukan tidur sih mungkin tepatnya ngantuk-ngantuk ayam. Hehehe. Pokoknya
aku pegangan saja jaket Nasrul, habisnya kalau aku benar-benar mengantuk, aduh
tanpa mengenal tempat dan waktu, boro-boro bahaya deh.
Jam 8.an PM
kami sampai di kostanku kembali dengan aman, aku langsung ambil tempat yang
enak untuk tidur. Aduhh… parahnya aku. Setelah beberapa anak pulang yang
tersisa hanya Aku, Marliyah, Kak Ai, Nasrul, Hadi, Wildan dan Ijan. Sambil
menghitung uang yang di keluarkan, Nasrul bilang katanya sebenarnya dia mau
ngebut. Tapi berhubung dia lihat aku terkantuk-kantuk dia malah bingung.
Ahahahaha, iya sih yah. Aku juga ngerasa waktu membonceng dia ini kok jalan
lambat. Hahaha, pokoknya makasih deh Nasrul. Kekekeke.
Selamat sudah
berhasil sampai puncak dan makasih telah berpartisipasi terucap. Dan tak
ketinggalan Salam dan capek yang mendera menjadi bukti penutup cerita
perjalanan kami.
Yasudah sekian
dahulu cerita yang aku ingat, kurang lebihnya minta maaf. Ini memang sangat
panjang, tapi beginilah adanya. Wassalamualaikum, warahmatullahhi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar