Assalamualaikum
wr wb.
Sebelum
nulis ini aku melafadzkan Basmallah dahulu, so kalian yang mau
membacanya pun harus demikian, ok.
Oke,
sebenarnya permulaan itu untuk membuat adem hati saya ya, *Hehehe*.
Maklum, yang bakal kita rumpiin kali ini adalah seorang anak lelaki yang
ngebuat aku eneg. Apa sih itu, benci gitu loh sama dia.
Ini
bukan mengenai mantan yah, tapi mengenai orang yang dulu pernah aku kagumi
(garis bawah, bukan suka, atau sejenisnya. Amit-amit singgah) lebih tepatnya
aku kagum dan simpati sama dia. Kalau aku ingat cerita dulu kenapa demikian,
sumpah langsung timbul rasa ilfil yang mendalam dalam benak aku.
Tapi
untuk mengawali cerita ini, ya sudah. Aku bercerita sedikit kilas balik yang
terjadi.
Jadi
(kalau gag salah) awal aku kagum itu karena dia orangnya unik, sengak, tapi
pinter ngomong gitu. Walaupun kalau dia ngomong itu menurut aku agak
berbelit-belit atau gag langsung pada intinya. Untuk menambah uang jajan selama
kuliah disini, dia kerja sebagai penjual pulsa yang biasanya di bayar
temen-temen kalau sudah dapat kiriman uang. Hahaha
Nah
pelanggannya termasuk aku penasaran gitu kenapa dia gag jualan pulsa lagi.
Alhasil waktu kita ada waktu berdua dan kami sempat ngobrol. Kalau gag salah
itu waktu ada POBiologi-tenis meja. Dia itu cerita panjang lebar kalau ternyata
dia habis ditipu sekian juta.
Disudut
matanya, aku lihat ada butiran air yang akan jatuh. Tapi aku tau, sebagai
lelaki dia gag mungkin menangis didepanku. Agak kebawa emosi juga sih, seperti
merasakan apa yang dia rasakan. Bertambahlah ‘rasa’ tersebut.
Disisi
lain, aku punya kawan yang menurut aku bisa di percaya dan dan aku cerita
mengenai manusia tersebut ke padanya. Aku juga bilang ada rasa ke dia, agak
sedikit perhatian juga sih (kaya waktu audisi anak teater). Walau gag intens.
Sialnya! Kawanku tersebut malah bercerita ke manusia itu.
Alhasil,
aku langsung menarik diri serta menjaga jarak padanya, seteleh dua hari yang sebelumnya
kawanku dan dia mengobrol. Kata kawanku ini dia ‘menolak halus’ (padahal aku
juga gag ngerasa ngungkapin perasaan suka, lho) dan berjanji tidak akan
menjauh setelah itu. Dan dari situlah rasa benci atau agak gag suka, atau rasa
ilfil, entahlah itu hadir.
Kejutekan
yang aku lakukan terhadap kaum adam, menjadi bertambah setelah kejadian itu dan
sampai sekarang. Terutama ke dia. Jadi aku ngerasa gitu, kalau aku rendah di
hadapan dia. Mulai deh aku berjanji hanya murni butuh pulsa dan gag neko-neko.
Alih-alih
dikirim secara cepat, kalau bales
lamaaaaa sekali. Mau bilang gag jadi beli pulsa, kasihan rejekinya dia. Sebelnya
itu pernah sampe dua jam aku tunggu pulsa. Dia Tanya lagi mau dikirim atau gag,
yang bĂȘte ada tulisan ‘Sorry, khilap’. Aku balas aja, ‘iya gag papa. Udah biasa
ngekhilaf ini’. Anjiiirrr…
Walaupun
benci, ada suatu kejadian yang ngebuat aku sempet speechless. Waktu itu kami
masih masa orientasi dan setelah dilakukannya evaluasi angkatan. Udara di sana
begitu dingin. Tiba-tiba saja setelah acara usai, (aku lupa hal yang
menyebabkan kami ngobrol) yang jelas dia bilang kalau dia kedinginan. Pakai
adegan genggam tangan aku segala.
Sial!
Emangnya aku kompor apa?! Sedikit rasa seneng juga, karena ….. kekekek~
Tapi
ya jadinya timbul sifat yang jelek dariku, walaupun aku rasa dia juga
merasakannya. Selalu menghindar dan membuang diri atau mengabaikannya kalau seandainya
ada dia lewat. Kecuali kalau disapa. Aku baru menjawab dengan sahutanku,
“Yoii”.
Tapi
gag ngerti gitu, akhir-akhir ini sepertinya waktu dan tempat di persilahkan
untuk kami dapat berjumpa. Ahhhhhhhhhhh….. Ge-sho! Gimana mau ngehindar coba?
Jelas-jelas dia di depan aku, masa iya tiba-tiba aku nglengos tanpa riting
berkedip? Lagian aku sudah gede juga untuk bersikap kaya gitu.
Kemarin
waktu ada mas-mas gila di perpustakaan. Nah dia nongol pula. Sebenarnya mau
minta tolong juga dari tatapan mas-mas gila itu. Sebelumnya memang ada
percakapan singkat diantara kami,
“Mau kemana (Owli)?”
“Perpus”
“Oh, ikut ahh”
Singkat
khan? Terlalu singkat banget malah. Ya walaupun aku kasian juga. Karena kami
(aku dan Anisa) yang terkesan cuek seperti tidak menganggap kehadirannya.
Padahal kursi kami bersebelahan. Kekekek~
Yang
paling parah menurutku hari selasa (15/4) kemarin. Full seharian ketemu dia
mulu. Apalagi hari itu kami presentasi tentang Gymnospermae. Eh, malah di
kampus dapat kabar kelasnya di gabung A dan B. sial ini namanya.
Tuan
rumah (kelas A) dipersilahkan maju terlebih dahulu. Disini kelompokku juga
sudah mempersiapkan materi yang di bawa perindividu. Aku kebagian
perkembangbiakan atau reproduksi dari Gymnospermae. TERNYATAAAA…. Dia juga
menjelaskan mengenai reproduksi Gymnospermae.
OWH
TUHAN…. Lepaskan aku dari kutukan atau karma ini! *(Agak lebay yah? Abisnya
yang di rasakan memang demikian. Jadi aku merasa kebetulan itu merupakan suatu
musibah)
Waktu
sesi Tanya jawab, dia belum bisa menjawab. Alhasil kelompok tamu (kami) disuruh
menjawabnya. Aku yang menjawab panjang lebar meskipun masih kurang tepat.
Biarin deh, kali ini aku tolong dia. Tapi lain kali, heh(!) sorry lah yaw!
Khan
udah selesai tuh kelas. Kami belum mempersiapkan bahan untuk praktikum
siangnya. Manalagi aku gag membawa jas lab karena gugup presentasi. Ya sudah,
aku minta tolong Anik untuk kami pulang berboncengan dan mencari tanaman
semanggi di pekarangan kampus.
Yakin
gag yakin kami menemukan tanaman yang dalam hipotesis kami adalah semangi. Lalu
aku melihat sekitar, siapa yang sekiranya mampu membenarkan praduga kami. Nah
aku panggil namanya;
“Kucing! Sini bentar, deh”.
“Iya ada apa?”
“Tolong perhatikan, ini semanggi atau bukan?”
Gag
lama kemudian, “iya, ini semanggi kok”
“Oh, yasudah. Makasih”.
“Hah? Cuma gitu tok?”.
“Iya, aku suruh kamu kesini Cuma
butuh jawaban iya atau engga”.
“Kirain ada yang lain, apa kek
gitu”
Langsung
deh, aku menjauh. Dengan ocehan aku yang gag jelas karena tiba-tiba saja mood
aku berubah jadi sebel. Sering banget dia ngerubah suasana yang tanpa dia tau
merupakan kartu As buatku. Manalagi aku gag pandai berkilah. Kalau ketahuan,
kan malu.
Alasan
aku jomblo lama yak karena aku takut menjalin hubungan lagi, trauma karena ldr,
takut cowok yang disukai kaya mantan. Dan salah satu alasan yang berhubungan
sama dia itu karena aku gag mau suka duluan ke anak cowok. Soalnya kalau di
*ehem* tolak halus itu nylekit banget.
Sebenarnya
kalau yang gag tahu juga gag enak yah. Semoga dipikiran mereka gag gini, “kok
kalau ada Kucing, Owli gag nyaman dan gusar yah?”. Yah, aku juga sebenarnya gag
enak. Gag logis banget alasan aku bisa sesadis, sekonyol, se-childish itu ke
anak orang. Ya mau gimana lagi. Menurutku itu cara terbaik yang bisa aku lakukan
untuk berhadapan dengan orang yang gag aku suka, aku benci, aku ilfil padahal
dulunya pernah ada rasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar