Selasa, 01 April 2014

cerita gaje di tengah kemacetan



Jiah, hari libur emang hari yang sangat membosankan yah. Dimana di hari libur aku Cuma bisa lihat film yang sudah sering aku putar, aku putar lagi. Hari minggu ini mungkin kaya biasanya yah. Aku mau ngetik-ngetik tentang cerita yang aku alami kemaren. Tepatnya tanggal 29 Maret lalu. 

Jadi kemarin tuh, aku bersama 13 anak CorNature’12 bertakziah ke kediaman almarhumah adek angkatan di daerah klaten. Rencananya 5 cewek beserta 2 cowok akan mengenakan mobil yang sudah dipesan oleh Fitra selaku sopir handal di angkatan kami. Dan sisanya menggunakan motor yang dirasa mirip dengan touring.

Jam 6 lebih aku berangkat menuju tempat berkumpul kami yakni di maskam. Dan parahnya, Fitra dapat mobil jam 6.30an. dia dapat mobil dalam keadaan belum mandi, otomatis pulang dulu lah yah. Pokoknya jam 7 lebih dia udah kumpul. Sedangkan yang lainnya berjalan kearah kostan Khalisa karena kebetulan dia dan Sekar sudah menunggu disana. Ya Allahh…

Emang jebiasaan orang Indonesia yang selalu menggunakan jam karet ya. Kita berangkat jam 10an lah. 4 jam ngaret dari sebelumnya. Dikarenakan yang pakai motor tadi gag kuat juga kalau ngelaju dari Semarang sampai Klaten. Rentalan mobil itu baru kasih mobilnya sampai bensinnya habis, baru diserahkan kepada si peminjam. Otomatis kita ngaret lagi di SPBU. Ya Allah… Mana lagi di Tol Bawen pakai acara macet.

Sumpah, awalnya aku enek sekali. Ibarat kata aku udah mau muntah dan tepar. Tapi di sepanjang perjalanan kita aman-aman aja. Enaklah pokoknya jalan ngelewatin Salatiga, Solo, Boyolali, trus ke Klaten. Jontas sedikit kita sampai ke Gining Kidul sih, trus Jogjakarta deh … hahaha 

Waktu mau nyampe rumah almarhum itu sampai nyasar di tengah sawah coba. Padahal sebentar lagi nyampai. Yaudah, puter balik, terus kalau sudah ketemu tugu, belok ke kiri. Rumahnya di daerah Gonyowarno kalau gag salah.

Acara pemakaman sudah selesai. Terus dilanjutin sama makan-makan. Kita itu sempat ketawa coba. Untuk makan kita harus sampai ke perbatasan Klaten, Jogja. Tematnya di kecamatan Prambanan. Wkwkw. Maklum, Alivia memang jarang sekali stay di rumahnya yang di Klaten, tapi jalan-jalan mulu sama cowoknya yang di Jogja.

Intinya kita pulang molor dari jadwal sebelunya. Dimana niatan sampai jam 9, eh ini sampai Tembalang jam 11 malem. Maklum, macet lagi di sepanjang Coca-cola sampai daerah SMAN 1.  Sialnya mobil satunya yang di sopiri oleh Nasrul malah sampai duluan tepat jam 9. Sial! Padahal kami sudah pakai GPS. Waktu di rumah almarhum juga gituh. Mereka udah sampai duluan. Padahal mereka tertinggal jauh di belakang kami.

Di tengah kemacetan banyak sekali cerita-cerita yang kami obrolin. Sampai suatu saat, aku ngelihat ada cowok yang tampangnya kaya Danu pakai baju hitam ramput keceh, bercelana pendek dan bertas meral berjalan dari arah kemacetan. Otomatis aku yang duduk paling belakang langsung membisiki Marliyah yang tepat di depan aku. 

“Li,,Li lihat cowok tadi ndak? Dia mirip Danu! Ya Allah, kalau Danu beberan gimana? Kasian dia”.
“Oh iya neng? Kayaknya bukan deh. Fitra, mobilnya gag bisa maju sedikit lagi yah? Mau ngejar orang nih”. Jawab Lia sambil bgobrol ke Fitra.

Setelah ngobrol, otomatis aku kembali senderan manis sama di jok mobil lagi dong. Tiba-tiba dari sebelah Lia, si Kak Icha Tanya ke aku.

 “Oh iya, Ajeng gimana sama Danu anak Kimia? Masih sering hubungan? Apa sudah putus (contact-contactan)?”, sial ini pertanyaan.

Tiba-tiba Hadi yang gag aku harapkan ikutan nimbrung juga, “sudah Jeng, hidup itu adalah untuk memilih pasangan yang cocok. Kalu memang pisah dan bukan jodoh, gag usah terlalu dipaksa.”

Njer! Jadi selama ini pengertian anak CorNature aku jadian sama dia? Huahhhhh.. ada seneng banyak gag-nya. Diperparah dengan Muslikha yang duduk di sebelahku senyum-senyum gaje ke aku. Jangan biarkan dia mendengarkan yang ini, Tuhan. Dia khan juga anak mahapala.
Pantesan gag ada ndekatin aku di angkatan. Pasti mereka kira aku sudah berhubungan dengan orang lain. Padahal kenyataannya, Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar