Jiah,
hari libur emang hari yang sangat membosankan yah. Dimana di hari libur aku
Cuma bisa lihat film yang sudah sering aku putar, aku putar lagi. Hari minggu
ini mungkin kaya biasanya yah. Aku mau ngetik-ngetik tentang cerita yang aku
alami kemaren. Tepatnya tanggal 29 Maret lalu.
Jadi
kemarin tuh, aku bersama 13 anak CorNature’12 bertakziah ke kediaman almarhumah
adek angkatan di daerah klaten. Rencananya 5 cewek beserta 2 cowok akan
mengenakan mobil yang sudah dipesan oleh Fitra selaku sopir handal di angkatan
kami. Dan sisanya menggunakan motor yang dirasa mirip dengan touring.
Jam
6 lebih aku berangkat menuju tempat berkumpul kami yakni di maskam. Dan
parahnya, Fitra dapat mobil jam 6.30an. dia dapat mobil dalam keadaan belum
mandi, otomatis pulang dulu lah yah. Pokoknya jam 7 lebih dia udah kumpul.
Sedangkan yang lainnya berjalan kearah kostan Khalisa karena kebetulan dia dan
Sekar sudah menunggu disana. Ya Allahh…
Emang
jebiasaan orang Indonesia yang selalu menggunakan jam karet ya. Kita berangkat
jam 10an lah. 4 jam ngaret dari sebelumnya. Dikarenakan yang pakai motor tadi
gag kuat juga kalau ngelaju dari Semarang sampai Klaten. Rentalan mobil itu
baru kasih mobilnya sampai bensinnya habis, baru diserahkan kepada si peminjam.
Otomatis kita ngaret lagi di SPBU. Ya Allah… Mana lagi di Tol Bawen pakai acara
macet.
Sumpah,
awalnya aku enek sekali. Ibarat kata aku udah mau muntah dan tepar. Tapi di
sepanjang perjalanan kita aman-aman aja. Enaklah pokoknya jalan ngelewatin
Salatiga, Solo, Boyolali, trus ke Klaten. Jontas sedikit kita sampai ke Gining
Kidul sih, trus Jogjakarta deh … hahaha
Waktu
mau nyampe rumah almarhum itu sampai nyasar di tengah sawah coba. Padahal
sebentar lagi nyampai. Yaudah, puter balik, terus kalau sudah ketemu tugu,
belok ke kiri. Rumahnya di daerah Gonyowarno kalau gag salah.
Acara
pemakaman sudah selesai. Terus dilanjutin sama makan-makan. Kita itu sempat
ketawa coba. Untuk makan kita harus sampai ke perbatasan Klaten, Jogja.
Tematnya di kecamatan Prambanan. Wkwkw. Maklum, Alivia memang jarang sekali
stay di rumahnya yang di Klaten, tapi jalan-jalan mulu sama cowoknya yang di
Jogja.
Intinya
kita pulang molor dari jadwal sebelunya. Dimana niatan sampai jam 9, eh ini
sampai Tembalang jam 11 malem. Maklum, macet lagi di sepanjang Coca-cola sampai
daerah SMAN 1. Sialnya mobil satunya
yang di sopiri oleh Nasrul malah sampai duluan tepat jam 9. Sial! Padahal kami
sudah pakai GPS. Waktu di rumah almarhum juga gituh. Mereka udah sampai duluan.
Padahal mereka tertinggal jauh di belakang kami.
Di
tengah kemacetan banyak sekali cerita-cerita yang kami obrolin. Sampai suatu
saat, aku ngelihat ada cowok yang tampangnya kaya Danu pakai baju hitam ramput
keceh, bercelana pendek dan bertas meral berjalan dari arah kemacetan. Otomatis
aku yang duduk paling belakang langsung membisiki Marliyah yang tepat di depan
aku.
“Li,,Li
lihat cowok tadi ndak? Dia mirip Danu! Ya Allah, kalau Danu beberan gimana?
Kasian dia”.
“Oh
iya neng? Kayaknya bukan deh. Fitra, mobilnya gag bisa maju sedikit lagi yah? Mau
ngejar orang nih”. Jawab Lia sambil bgobrol ke Fitra.
Setelah
ngobrol, otomatis aku kembali senderan manis sama di jok mobil lagi dong.
Tiba-tiba dari sebelah Lia, si Kak Icha Tanya ke aku.
“Oh iya, Ajeng gimana sama Danu anak Kimia?
Masih sering hubungan? Apa sudah putus (contact-contactan)?”, sial ini
pertanyaan.
Tiba-tiba
Hadi yang gag aku harapkan ikutan nimbrung juga, “sudah Jeng, hidup itu adalah
untuk memilih pasangan yang cocok. Kalu memang pisah dan bukan jodoh, gag usah
terlalu dipaksa.”
Njer!
Jadi selama ini pengertian anak CorNature aku jadian sama dia? Huahhhhh.. ada
seneng banyak gag-nya. Diperparah dengan Muslikha yang duduk di sebelahku
senyum-senyum gaje ke aku. Jangan biarkan dia mendengarkan yang ini, Tuhan. Dia
khan juga anak mahapala.
Pantesan
gag ada ndekatin aku di angkatan. Pasti mereka kira aku sudah berhubungan
dengan orang lain. Padahal kenyataannya, Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar