Kemarin,
di tanggal 4 April atau target yang berusaha untuk aku lakukan adalah
mengerjakan laporan Sistematika Tumbuhan agar dapat terselesaikan. Memang di
hari sebelumnya, aku sudah menyicil garapan. Tentunya hasil pengamatan beserta
metode dahulu dong.. hehehe.
Ide
gila yang saya lakukan semalam adalah, minum dua gelas kopi hangat dan memutar
lagu yang volumenya sampai 3. Pokoknya target aku malam ini harus selesai.
Walau ketika di pembahasan ke 5 aku merasa menyerah. Tapi ada keriangan sendiri
ketika mengerjakan laporan tulis tangan. Heheh, memang sih di akhir laporanku
sudah sangat tidak sebagus halaman pertama.
Target
terselesaikan hingga jam 2.40 pas. Ya sudah aku setel aja alarm bangun pagi
karena kupukir tidur sebentar seenggaknya bisa mengobati lelahnya mata, tangan
serta otak aku. Tapi ternyata aku gag bisa tidur sama sekali akibat over
drunk coffee. Oh my god.
Adzan
Subuh berkumandang. Aku masih dalam keadaan zombie. Pukul 4.45 aku putuskan
untuk mandi dan keramas untuk menyegarkan tubuh ini. Ya memang sih, agak dingin
dari biasanya, tapi memang seger lho. Selepas aku mengenakan baju sambil masih
mengeringkan rambut lekas kulakukan wudhu dan selanjutnya menunaikan sholat
subuh.
Selepas
sholat badanku sungguh merasa menggigil. Otomatis dong yang aku datangi adalah
kasur kamar kost kesayangan. Tidak beberapa lama setelah aku mematikan lampu
karena aku kira fajar sudah menyingsing, aku tertidur pulas di jem ke 5.14.
Ketika
ku terbangun, tiba-tiba aku berada di negeri yang aku idam-idamkan yakni
Thailand. Aku gag percaya ini. Senang rasanya. Oyah kamera aku mana? Kamera?
Tak lupa aku dan beberapa rombongan menyempatkan foto di sebuah patung di Siam
Park.
Ya
Allah, pagi di sini serasa menyapaku dengan hangat. Kami bersama rombongan
merasakan lelah begitu cepat dan memutuskan untuk beristirahat di salah satu
perkampungan di pusat kota Bangkok.
Secara
tiba-tiba kami berada di sebuah perang atau lebih tepatnya semacam demo
masyarakat sipil dan pemerintah. Masya Allah, sekarang aku berada di tengah
peperangan intra yang kemarin aku baca di newspaper dan terlihat di layar
televise.
Yang
bisa aku lakukan adalah berlari sambil menangis. Sungguh bingung untuk dapat
melakukan apa-apa. Sekilas ku melihat sekitar dengan buram karena air mata. Hah?
Ada Kampret.. ngapain dia juga berada disini. Kepalanya, kepalanya mengeluarkan
darah. Dia,,dia di bunuh oleh pemerintah yang bukan dari Negara kami sendiri.
Aku
masih tetap berlari, berusaha menghilangkan ingatan tadi. Di mana kumelihat
cinta smp-ku tergeletak tak berdaya. Berusaha bersembunyi di balik kain di
sebuah toko tekstil dan tiba-tiba “Hemmpfh..hempfh..”. aku berusaha meronta
dari tangan yang membekap mulutku ini. Aku takut.
‘Ssstt..
jangan berisik. Ayo sinih”, ujarnya. Aku menuruti saja dan tiba-tiba aku sudah
berada di Jalan Malioboro. Hah Malioboro? Berarti (sambil menoleh seseorang
yang menyelamatkan aku) … Dia tersenyum.
…..
Elang? Benarkah Elang?
Suasana
ini sepertinya pernah aku rasakan. Suara nyanyian musisi jalanan. Lampu-lampu
jalan yang berwarna hijau itu.
‘Brug!’.
“Maaf
mba, tadi aku gag sengaja. Aku gag lihat”, ujar gadis itu.
Sejenak
ku berpikir mengenai gadis tersebut, haruskah ku tampar dia? Ya, aku harus
menampar dia. Aku ingin mengerjakannya. Dan langkahku berhenti ketika melihat
gadis itu bersama Elang. Yah aku kenal dia. Aku kenal gadis itu. Mereka
mengambil beberapa gambar berdua.
Di
tengah aku menahan air mata, Elang memanggilku. Meminta untuk mem-foto-kan
mereka berdua. Jahat. Mana mungkin aku bisa mengambil gambar tuan masa laluku
dengan wanitanya kini. Aku melemparkan camera itu.
‘Just
give a reason, just a little bit enough. Just a the second, we not broken just
bend and we can learn to love again… Just give a reason, just a…’
Ringtoneku
berbunyi. Hah ada panggilan masuk? Siapa dia?
“Halo?’
“Halo
owl, kamu dimana. Masih di kost khan? Aku mau ngembaliin laporan.. blablabla…”
Astaghfirullah..
ternyata semua cerita tadi hanya mimpiku. Mimpi yang di buat oleh setan sebagai
peringatan karena aku tidur selepas subuh? Jam berapa sekarang? 7.24? aku tidur
hamper dua jam?
Tapi…pipiku
basah karena air mata kok.
Sekian
ceritaku, Adjenk Sevfour, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar