Kamu
memanggil aku dengan sebutan ‘Jae’? ah, gag. Itu gag akan pernah terjadi. Film
Thailand yang aku tonton akankah akan menjadi kenyataan? Tentang Fabulous 30,
atau My First Kiss? Aduh. Gag deh, amit-amit. Menjalin hubungan dengan anak
yang usianya di bawah kita. Atau, bakal merit di usia tiga puluhan kaya di fil
Fabulous tadi? Atau?
Ah.
Bayangan ini melayang begitu saja. Senyuman yang tersungginga hanya segaris
tipis aja. Hahaha. Walaupun cerita ini pernah aku masukkan dalam naskah yang
aku buat ketika imajinasi aku melayang.
Konyol
yah. Aku memiliki mimpi menikah di umur yang bisa di bilang sudah sangat amat.
Tapi aku menjauhkan hubungan pernikahan yang terlalu terlambat untuk seorang
wanita.
Pernah
juga aku membuat naskah dimana aku sebagai seorang wanita karir selepas pulang
dari Thailand di tempatkan disalah satu company yang di dalamnya juga terdapat
seseoranf di masa lalu. Dan patnerku adalah seorang yang selalu memanggilku
dengan sebutan….Kakak.
Dan,
tentunya tahu apa yang terjadi. Di mana yang satu memiliki sifat manja yang
tidak bisa aku andalkan dan aku mengajarinya sebagai tentor karena sebentar
lagi harus keluar kantor tersebut.
Atau.
Mungkinkah aku harus memperpajang ceritanya menjadi begini: “Jae. Aku tahu
sifat kamu yang workaholic membuatmu melupakan kewajibanmu untuk menjadi
pendamping seseorang. Aku tahu, umur ini sangat memiliki space yang cukup. Aku
pula tahu hubungan antara patner sebagai senior maupun juga junior cukup
seperti ini. Tapi sifatmu yang selalu mengganggapku sebagai adikmu membuat aku
nyaman, atau karena aku merupakan si tunggal dalam keluarga. Tapi, will u marry
me? Yeah, I though this is a crazy think about love. But I’m sure, I wanna be
everything for you, I wanna be your idea, body or your live?”.
Dan
Jae terbahak-bahak atas apa yang dikatakan Khung. Jae memalingkan wajah namun
terlihat adanya gumpalan air dan membuat Jae salah tingkah. “Yang aku tahu,
yang kamu butuhkan adalah seorang kakak. Bukan seorang pendamping. Kamu pasti
gag maukan keluar dari kantor karena aku tahu gag gampang mendapatkan posisi
disini. Dan kamu tahu, akupun gag akan rela meninggalkan posisiku yang jauh
memiliki pandangan dengan atasan. Jadi kita sama-sama memiliki egois. Yang aku
butuhkan adalah seseorang yang memang mau mengerti aku, mau mengalah atas
ke-ego-annku, ke cintaanku atas pekerjaan ini. Bukan seorang anak yang hanya
nyaman denganku karena mengannggap aku sebagai kakaknya. Dan kamu lebih memilih
memanggil aku dengan sebutan Jae, khan? Bukan P’Pla. Hahaha, walaupun itu lebih
baik di bandingkan dengan Khun Pla. J Maaf, aku gag bisa. Ini kalinya aku menolak seseorang yang akan
meminang aku di usia aku yang berkepala tiga. tapi…aku lebih senang jika memiliki
adik sepertimu, Hahah” guyonnya sambil memainkan rambut Khung yang tingginya
lebih sedikit dari adik lelaki kandung Pla.
Sambil
memeluk. “Jae, ini gag sesederhana yang kamu pikirkan. Sama sekali bukan maksud
aku menyinggung usiamu. Bukan..bukan sebagai kakak yang biasa. Tapi aku bisa
lebih dekat denganmu, lebih dapat sepuasnya melihat wajahmu ketika bangun
tidur, lebih bisa sepuasnya mencicipi makanan rong kughi-mu, atau menyediakan
kopi karena kamu harus lembur gara-gara Khun Daaeng memberikan tugas berlebih.
Kalau memang mau kamu tetap bekerja, aku akan mencari pekerjaan yang lain”.
Cuttttt!!!
Sudah
yah, stop. Khayalannya sudah gag stabil ini. Hehehe.
Tak ken
mak tak say
Tidak ada komentar:
Posting Komentar