Selasa, 29 April 2014

Putih Biru Conan dan Haibara



Aku menulis ini sungguh dalam keadaan mengangis. Sebenarnya kulakukan dengan mendengarkan original soundtrack dari Detective Conan yang berjudul Kimi no Namida ni Konna ni Koishiteru. Hehhe. Alay banget deh ini aku. Tiba-tiba saja teringat akan wajah seseorang. Ya My Sweey Conan. Ya aku selalu memanggilnya dengan panggilan sayang, Conan. Walaupun aku belum bertemu dia hingga hari ini. Ini sebuah cerita cinta monyet yang menyedihkan. Karena aku berpikir dialah cintaku selamanya. Walaupun terdapat goresan luka di hati ku, tapi aku tetap saja masih tidak bisa memaafkan  namun merindukan orang yang membuat goresan luka itu. 

Selamanya kamu akan tetap menjadi Conan di hatiku, kawan. Bukan sebagai Shinichi. Bukan, dan tidak akan pernah. Aku yang dahulu berharap akan terus menjadi Ran, tidak akan tinggal diam sekarang dalam sebuah penantian yang terkira kepastian yang selalu mustahil. Sebabnya, aku berharap berubah dan aku melupakannya dengan penyamaranku sebagai Haibara. Aku berusaha tegar atas semuanya. Aku berusaha tersenyum atas semua ketidak sempurnaanku. Atas semua cerita manis kita yang sungguh-sungguh pahit. Itu pula membuatku tidak tahu gimana rasanya menyukai seorang laki melebihi rasa kagumku kepadamu.

Teringat akan dirimu yang selalu berpolah. Baik itu menyebalkan, menjengkelkan maupun menggemaskan. Setiap semua tingkah yang kamu lakukan kembali membuatku menangis, tertawa, tersenyum, mengutuk. Hehehe. Yah terkadang memang dia (kenangan itu) datang dan pergi. Kamu membenci itu khan? Sangat membenci itu, sehingga aku memposisikan kamu juga membenci aku. Tenang sekarang aku bukanlah orang yang mengejar dirimu. Sekarang aku hanyalah orang biasa yang terkadang merindukanmu sehingga tanpa sadar aku melihat dirimu dari sosmed. Aku rindu kamu, sungguh rindu kamu.

Dulu dikala di tengah keterputus asaan, aku berharap ketika dalam keadaan koma ada orang yang aku sayangi di sampingku. Dan didalamnya termasuk kamu. Kamupun menangis lucu karena kebodohanku karena masih saja mengingatmu. Mengingat akan cerita di sekolah itu. Cerita ketika aku merengek karena keinginanku untuk menulis namamu dengan font seperti Harry Potter dan kamu menenangkan aku. Keesokan di serahkan kertas yang bukan hanya tertulis namamu, namun namaku juga. Atau cerita simple kamu menyemangatiku saat akan mengikuti turnamen karate. Manis sekali bukan, tapi ternyata katika semua itu diingat, seperti meneteskan air jeruk di bekas luka. Perih… untukku.

Selalu saja ada kamu, Conan. Di tahun keempat ketika kita tidak seperti sebelumnya. Ketika aku berusaha tersenyum di hari ulang tahunku ketika aku keluar kelas dan aku mendapati kamu bersama pasanganmu bersama. Haruskah aku bertingkah demikian? Untung ada keempat sahabat yang bener-bener menyayangiku. Dan memelukku sambil tersenyum seakan berkata kamu-harus-tegar-ada-kami-disini sambil menunjukan senyum. Bodohnya aku! Aku mengingat itu semua!
Untukmu, ijinkan aku untuk mempersembahkan lagu ini :

Kimi no Namida ni Konna ni Koishiteru
Wow This Summer Day, Summer night
Soba de waratte itai yo
Bouhatei atsui suna hama
Machiwabita kiseki yatto ottozureta
Dou ka kono mama stay with me
 Everything for you, I’ll always think of you
Hoshifuru yoru wa koishikute
Negai komete koe no kagiri utau no
Mou tome rarenai my sweet song
Naki souna koe de I Love You
Koe ni naranai hodo hito wo suki ni nari
Wow This Summer Day, Summer night
Nani mo kamo ga takaramo no (baby)
Komi no egao ga kannani yuuki kureru
Hakanaku itoshii kono kimochi dakishimete
Kimi no yokogao zutto zutto mitsumeteta
Kimi no egao ni deau made
Mou zetta ni tachinarorenai to omotteta
Itsumo namida ga stay with me
Everything for you, I’ll always think by gones
Kimi no namida ni deau made
Hito ni namida wo misetakunakatta no
Darekato hanasu no mo kuwakute
Okubyoudatta hibi ni say good bye
Afureru hodo kono ryoute sashidashite
Wow This Precious day, Precious night
Nani mo kamo ga takaramo mo (baby)
Kimi no namida wa kannani mo sutekina mono
Iro no nai sekai kara totsuzen hikari no nakahe
Shiranakatta koto hitotsu hitotsu oshiete hoshii
Tsuyoku namida wo fuita
Guuzen daeta
Shiro to aono kisetsu ni I Love You
Wasurerarenai koi ni shita
Kimi no Namida ni Konna ni Koishiteru
Wow This Summer Day, Summer night
Soba de nemutte itai yo (baby)
Kimi no egao ga konnani yuuki kureru
Hakanaku itoshii kono kimochi dakishimete
Kimi no kagayaku yume to kibou nit suite yuku
Yang tahu lagu ini, bayangkan posisi sekarang wanita ini sebagai Haibara, dan bukan Ran.




Selasa, 22 April 2014

Kamu Memanggilku Dengan Sebutan "Jae"



Kamu memanggil aku dengan sebutan ‘Jae’? ah, gag. Itu gag akan pernah terjadi. Film Thailand yang aku tonton akankah akan menjadi kenyataan? Tentang Fabulous 30, atau My First Kiss? Aduh. Gag deh, amit-amit. Menjalin hubungan dengan anak yang usianya di bawah kita. Atau, bakal merit di usia tiga puluhan kaya di fil Fabulous tadi? Atau?
Ah. Bayangan ini melayang begitu saja. Senyuman yang tersungginga hanya segaris tipis aja. Hahaha. Walaupun cerita ini pernah aku masukkan dalam naskah yang aku buat ketika imajinasi aku melayang.
Konyol yah. Aku memiliki mimpi menikah di umur yang bisa di bilang sudah sangat amat. Tapi aku menjauhkan hubungan pernikahan yang terlalu terlambat untuk seorang wanita.
Pernah juga aku membuat naskah dimana aku sebagai seorang wanita karir selepas pulang dari Thailand di tempatkan disalah satu company yang di dalamnya juga terdapat seseoranf di masa lalu. Dan patnerku adalah seorang yang selalu memanggilku dengan sebutan….Kakak.
Dan, tentunya tahu apa yang terjadi. Di mana yang satu memiliki sifat manja yang tidak bisa aku andalkan dan aku mengajarinya sebagai tentor karena sebentar lagi harus keluar kantor tersebut.
Atau. Mungkinkah aku harus memperpajang ceritanya menjadi begini: “Jae. Aku tahu sifat kamu yang workaholic membuatmu melupakan kewajibanmu untuk menjadi pendamping seseorang. Aku tahu, umur ini sangat memiliki space yang cukup. Aku pula tahu hubungan antara patner sebagai senior maupun juga junior cukup seperti ini. Tapi sifatmu yang selalu mengganggapku sebagai adikmu membuat aku nyaman, atau karena aku merupakan si tunggal dalam keluarga. Tapi, will u marry me? Yeah, I though this is a crazy think about love. But I’m sure, I wanna be everything for you, I wanna be your idea, body or your live?”.
Dan Jae terbahak-bahak atas apa yang dikatakan Khung. Jae memalingkan wajah namun terlihat adanya gumpalan air dan membuat Jae salah tingkah. “Yang aku tahu, yang kamu butuhkan adalah seorang kakak. Bukan seorang pendamping. Kamu pasti gag maukan keluar dari kantor karena aku tahu gag gampang mendapatkan posisi disini. Dan kamu tahu, akupun gag akan rela meninggalkan posisiku yang jauh memiliki pandangan dengan atasan. Jadi kita sama-sama memiliki egois. Yang aku butuhkan adalah seseorang yang memang mau mengerti aku, mau mengalah atas ke-ego-annku, ke cintaanku atas pekerjaan ini. Bukan seorang anak yang hanya nyaman denganku karena mengannggap aku sebagai kakaknya. Dan kamu lebih memilih memanggil aku dengan sebutan Jae, khan? Bukan P’Pla. Hahaha, walaupun itu lebih baik di bandingkan dengan Khun Pla. J Maaf, aku gag bisa. Ini kalinya aku menolak seseorang yang akan meminang aku di usia aku yang berkepala tiga. tapi…aku lebih senang jika memiliki adik sepertimu, Hahah” guyonnya sambil memainkan rambut Khung yang tingginya lebih sedikit dari adik lelaki kandung Pla.
Sambil memeluk. “Jae, ini gag sesederhana yang kamu pikirkan. Sama sekali bukan maksud aku menyinggung usiamu. Bukan..bukan sebagai kakak yang biasa. Tapi aku bisa lebih dekat denganmu, lebih dapat sepuasnya melihat wajahmu ketika bangun tidur, lebih bisa sepuasnya mencicipi makanan rong kughi-mu, atau menyediakan kopi karena kamu harus lembur gara-gara Khun Daaeng memberikan tugas berlebih. Kalau memang mau kamu tetap bekerja, aku akan mencari pekerjaan yang lain”.
Cuttttt!!!
Sudah yah, stop. Khayalannya sudah gag stabil ini. Hehehe.

  Tak ken mak tak say

poem from me



Aku adalah Haibara
Hey, Aku. Kenapa tiba-tiba kamu ingin merubah hidupmu seperti Haibara?
Hey, Aku. Sudah lelahkah kamu menjadi Ran?
Yang selalu menangisi ke-entah-annya Shinichi?
Yang selalu menunggu kehadirannya Shinichi?
Hey, Aku.
Apakah kamu nyaman menjadi dirimu yang lain yang dapat selalu bersama Conan?
Hey, Aku. Apakah kamu memang siap tak dianggap Conan yang lebih memilih hasil penawar nya dan bertemu Ran dari pada berterima kasih untukmu?
Atau… Kamu sudah siap tak akan di tolong oleh Conan yang berubah menjadi Shinichi yang lebih memilih Ran ketika terjadi kebakaran hebat di komplek sekolah Teitan?
Hey. Iya. Aku siap.
Bukannya sudah lama aku memiliki jiwa Haibara?
Aku senang walau tak sekalipun Conan menolongku, ada si tomboy Sera yang mau membantuku.
Aku bahagia, walau tak sekalipun Shinichi membahagiakanku, ada Shubaru yang melindungiku.
Aku bangga, walau tak sekalipun Conan perhatian lebih terhadapku, ada Tsuburaya-kun yang memperhatikannku.


Rabu, 16 April 2014

XXX YOU NEED TO READ THIS..

hello... its' me, xx.... the owner of this blog is my friend.. now, I'm writting on her blog and she knew it... but stupidly, she lemme' write on it.. ow, lemme' tell you about the owner of this blog.. She's a funny crazy girl, eventhough sometimes we're do not laugh when she tells her jokes.. but atleast, we clapped our hands.. HAHA.. sometimes we did something stupid.. sometimes I act more stupid than her..
And you know what?!!! She really wants to go to THAILAND... YOU KNOW WHY??? If you want to know, just ask her about it.. and when you know the reason, then you'll be like "WHAAATTTT??? I think there's something wrong with my ears".
However, she's a kind person, a pretty girl, but crazy (but we love that).. So, I guess you'll be a lucky person if you get to know her better and better..
And yeah, next time I'm gonna write something STUPID and CRAZY about her...
Oh my Gosh, she's asking about what I'm writting.. byeeeeeeee...

love ya. HAHAHA

Tentang Seorang Kucing



Assalamualaikum wr wb.
Sebelum nulis ini aku melafadzkan Basmallah dahulu, so kalian yang mau membacanya pun harus demikian, ok.
Oke, sebenarnya permulaan itu untuk membuat adem hati saya ya, *Hehehe*. Maklum, yang bakal kita rumpiin kali ini adalah seorang anak lelaki yang ngebuat aku eneg. Apa sih itu, benci gitu loh sama dia.
Ini bukan mengenai mantan yah, tapi mengenai orang yang dulu pernah aku kagumi (garis bawah, bukan suka, atau sejenisnya. Amit-amit singgah) lebih tepatnya aku kagum dan simpati sama dia. Kalau aku ingat cerita dulu kenapa demikian, sumpah langsung timbul rasa ilfil yang mendalam dalam benak aku.
Tapi untuk mengawali cerita ini, ya sudah. Aku bercerita sedikit kilas balik yang terjadi.
Jadi (kalau gag salah) awal aku kagum itu karena dia orangnya unik, sengak, tapi pinter ngomong gitu. Walaupun kalau dia ngomong itu menurut aku agak berbelit-belit atau gag langsung pada intinya. Untuk menambah uang jajan selama kuliah disini, dia kerja sebagai penjual pulsa yang biasanya di bayar temen-temen kalau sudah dapat kiriman uang. Hahaha
Nah pelanggannya termasuk aku penasaran gitu kenapa dia gag jualan pulsa lagi. Alhasil waktu kita ada waktu berdua dan kami sempat ngobrol. Kalau gag salah itu waktu ada POBiologi-tenis meja. Dia itu cerita panjang lebar kalau ternyata dia habis ditipu sekian juta.
Disudut matanya, aku lihat ada butiran air yang akan jatuh. Tapi aku tau, sebagai lelaki dia gag mungkin menangis didepanku. Agak kebawa emosi juga sih, seperti merasakan apa yang dia rasakan. Bertambahlah ‘rasa’ tersebut.
Disisi lain, aku punya kawan yang menurut aku bisa di percaya dan dan aku cerita mengenai manusia tersebut ke padanya. Aku juga bilang ada rasa ke dia, agak sedikit perhatian juga sih (kaya waktu audisi anak teater). Walau gag intens. Sialnya! Kawanku tersebut malah bercerita ke manusia itu.
Alhasil, aku langsung menarik diri serta menjaga jarak padanya, seteleh dua hari yang sebelumnya kawanku dan dia mengobrol. Kata kawanku ini dia ‘menolak halus’ (padahal aku juga gag ngerasa ngungkapin perasaan suka, lho) dan berjanji tidak akan menjauh setelah itu. Dan dari situlah rasa benci atau agak gag suka, atau rasa ilfil, entahlah itu hadir.
Kejutekan yang aku lakukan terhadap kaum adam, menjadi bertambah setelah kejadian itu dan sampai sekarang. Terutama ke dia. Jadi aku ngerasa gitu, kalau aku rendah di hadapan dia. Mulai deh aku berjanji hanya murni butuh pulsa dan gag neko-neko.
Alih-alih dikirim secara cepat,  kalau bales lamaaaaa sekali. Mau bilang gag jadi beli pulsa, kasihan rejekinya dia. Sebelnya itu pernah sampe dua jam aku tunggu pulsa. Dia Tanya lagi mau dikirim atau gag, yang bĂȘte ada tulisan ‘Sorry, khilap’. Aku balas aja, ‘iya gag papa. Udah biasa ngekhilaf ini’. Anjiiirrr…
Walaupun benci, ada suatu kejadian yang ngebuat aku sempet speechless. Waktu itu kami masih masa orientasi dan setelah dilakukannya evaluasi angkatan. Udara di sana begitu dingin. Tiba-tiba saja setelah acara usai, (aku lupa hal yang menyebabkan kami ngobrol) yang jelas dia bilang kalau dia kedinginan. Pakai adegan genggam tangan aku segala.
Sial! Emangnya aku kompor apa?! Sedikit rasa seneng juga, karena ….. kekekek~
Tapi ya jadinya timbul sifat yang jelek dariku, walaupun aku rasa dia juga merasakannya. Selalu menghindar dan membuang diri atau mengabaikannya kalau seandainya ada dia lewat. Kecuali kalau disapa. Aku baru menjawab dengan sahutanku, “Yoii”.
Tapi gag ngerti gitu, akhir-akhir ini sepertinya waktu dan tempat di persilahkan untuk kami dapat berjumpa. Ahhhhhhhhhhh….. Ge-sho! Gimana mau ngehindar coba? Jelas-jelas dia di depan aku, masa iya tiba-tiba aku nglengos tanpa riting berkedip? Lagian aku sudah gede juga untuk bersikap kaya gitu.
Kemarin waktu ada mas-mas gila di perpustakaan. Nah dia nongol pula. Sebenarnya mau minta tolong juga dari tatapan mas-mas gila itu. Sebelumnya memang ada percakapan singkat diantara kami,
“Mau kemana (Owli)?”
“Perpus”
“Oh, ikut ahh”
Singkat khan? Terlalu singkat banget malah. Ya walaupun aku kasian juga. Karena kami (aku dan Anisa) yang terkesan cuek seperti tidak menganggap kehadirannya. Padahal kursi kami bersebelahan. Kekekek~
Yang paling parah menurutku hari selasa (15/4) kemarin. Full seharian ketemu dia mulu. Apalagi hari itu kami presentasi tentang Gymnospermae. Eh, malah di kampus dapat kabar kelasnya di gabung A dan B. sial ini namanya.
Tuan rumah (kelas A) dipersilahkan maju terlebih dahulu. Disini kelompokku juga sudah mempersiapkan materi yang di bawa perindividu. Aku kebagian perkembangbiakan atau reproduksi dari Gymnospermae. TERNYATAAAA…. Dia juga menjelaskan mengenai reproduksi Gymnospermae.
OWH TUHAN…. Lepaskan aku dari kutukan atau karma ini! *(Agak lebay yah? Abisnya yang di rasakan memang demikian. Jadi aku merasa kebetulan itu merupakan suatu musibah)
Waktu sesi Tanya jawab, dia belum bisa menjawab. Alhasil kelompok tamu (kami) disuruh menjawabnya. Aku yang menjawab panjang lebar meskipun masih kurang tepat. Biarin deh, kali ini aku tolong dia. Tapi lain kali, heh(!) sorry lah yaw!
Khan udah selesai tuh kelas. Kami belum mempersiapkan bahan untuk praktikum siangnya. Manalagi aku gag membawa jas lab karena gugup presentasi. Ya sudah, aku minta tolong Anik untuk kami pulang berboncengan dan mencari tanaman semanggi di pekarangan kampus.
Yakin gag yakin kami menemukan tanaman yang dalam hipotesis kami adalah semangi. Lalu aku melihat sekitar, siapa yang sekiranya mampu membenarkan praduga kami. Nah aku panggil namanya;
“Kucing! Sini bentar, deh”.
“Iya ada apa?”
“Tolong perhatikan, ini semanggi atau bukan?”
Gag lama kemudian, “iya, ini semanggi kok
 “Oh, yasudah. Makasih”.
“Hah? Cuma gitu tok?”.
“Iya, aku suruh kamu kesini Cuma butuh jawaban iya atau engga”.
“Kirain ada yang lain, apa kek gitu”
Langsung deh, aku menjauh. Dengan ocehan aku yang gag jelas karena tiba-tiba saja mood aku berubah jadi sebel. Sering banget dia ngerubah suasana yang tanpa dia tau merupakan kartu As buatku. Manalagi aku gag pandai berkilah. Kalau ketahuan, kan malu.
Alasan aku jomblo lama yak karena aku takut menjalin hubungan lagi, trauma karena ldr, takut cowok yang disukai kaya mantan. Dan salah satu alasan yang berhubungan sama dia itu karena aku gag mau suka duluan ke anak cowok. Soalnya kalau di *ehem* tolak halus itu nylekit banget.
Sebenarnya kalau yang gag tahu juga gag enak yah. Semoga dipikiran mereka gag gini, “kok kalau ada Kucing, Owli gag nyaman dan gusar yah?”. Yah, aku juga sebenarnya gag enak. Gag logis banget alasan aku bisa sesadis, sekonyol, se-childish itu ke anak orang. Ya mau gimana lagi. Menurutku itu cara terbaik yang bisa aku lakukan untuk berhadapan dengan orang yang gag aku suka, aku benci, aku ilfil padahal dulunya pernah ada rasa.