Yeahh..
akhirnya aku menuliskan tentang salah satu pet yang aku sayangii.. dia adalah
Monyet! Yap, Monyet. Aku panggilnya Monkii aja kali yah.
Sssshhh..
(tarik nafas dulu). Tentang dia. Dia yang menyebalkan. Serius. Aku juga heran,
kenapa lebih memeilih Monkii dibandingkan pet yang lain. Aku rasa kami juga
tidak saling kenal. Emm.. mungkin aku mengenalnya, namun dia tidak mengenalku.
Atau dia mengenalku sekenal aku ke dia. Menghilangkan rasa illfeel yang ada dan
sekarang biasa saja.
Biasa
saja? Yakin? Teruus kenapa pakai acara nyanyi sambil senyum-senyum segala?
Ya khan
maklum, kalau kita mengingat kembali sesuatu yang absurd, aneh, atau lucu bin
illfeel khan tanpa sadar kita nyanyi-nyanyi sendiri. Iya khan? Apa lagi kalau
membaca ulang buku yang pernah aku tuliskan dan didalamnya terdapat nama dia.
Tambah-tambah geli. Aduh gimana yah menceritakannya. Ituuu sulit banget di
ceritainnya, Man! Apalagi nginget sesuatu yang gila. Ketawa-ketawa sendiri. Kok
bisa yah, aku segitunya ke dia waktu awal kuliah? Yah, habisnyaa.. dia pake
acara senyum-senyum gitu. Tapi mungkin bukan ke aku kali yah.. JANGAN PEDE.
Nggak kok.
Kemarin. Tepatnya hari rabu sebelum matkul bio konservasi. Waktu itu aku,
Rofiqotul dan Fey lagi mau makan di kantin (rencananya). Tapi waktu di payungan
ada Vika, Rahita, Fadil, dan Endah lagi duduk nyante sambil ngegosip yang
menyebabkan si Fey nggobrol dulu sama mereka. Nah tinggallah aku sama Rofi yang
ngelanjutin perjalannan.
Astaghfirullah,,
kantin hari itu rame pake banget. Tampaknya tak ada tempat untuk kami makan
disitu. Lalu tak jauh dari sana aku melihat ada Hesti yang sedang makan bersama
Sofiana, Mumud, Fifit trus siapa lagi gitu. Tapiiiiii setelah mataku
mencari-cari meja kosong. Aku melihatnya. Yap! Si Monkii lagi duduk disana sama
temen-temen ceweknya. Aduh.. salting nih. Tapi intensitasnya jauh lebih rendah
dibanding yang dulu-dulu. Sempet minta gorengannya teteh sih buat ngilangin
saltingnya.
Daripada
nunggu lama mending ke counter makanan yang kanan pojok. Aku beli air mineral
sih, tak lama si Monkii jalan kearah sini. Omegoott. Eh, ternyata dia beli di
counter yang sebelahnya. Dekeeettt banget. Kami berdiri saling memunggungi gag
ada satu meter. Aku yakin itu. Kami sedekat itu. Dan sedekat itu aku melihat
wajahnya. Dekaaatt sekali. Hanya dibatasi oleh tembok saja.
Tapi aku
mejauh dahulu darinya, takut perasaan yang itu hadir kembali. Ya sudahlah.
Langkahku di berhentikan Teh Hesti, aku bilang kalau mau duluan. Duduk-duduk
bareng mereka. Tapi tetep saja si Hesti narik tanganku biar aku duduk disitu.
Hesti itu salah satu temen deket yang aku tunjukin tentang Monkii, tapi aku
kurang yakin dia tahu ada Monkii disana. Tapi tetep, mataku gag lepas darinya.
Langkah
kaki terarahkan menuju payungan. Bergabung kembali dengan yang lain. Mengobrol
dengan yang lain. Tak lama kakiku ingin segera menjauh. Aku mulai mengatakan
pada yang lain niatku masuk ke kelas terlebih dahulu. Salam perpisahan itu. Aku
tak sengaja ingin melihatnya, dan ketika mataku tertuju padanya.. AKU YAKIN,
MATANYA JUGA MENGARAH PADAKU. Segaris tipis itu juga aku yakin melihatnya.
Subhanallah,,
jagalah hamba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar