Sabtu, 11 Oktober 2014

Mbolang ke Curug Lawe dan Benowo



Bismillahir rahmanir rahkhim. Alhamdulillah hirabbil a’lamiin. Segala syukur tercurah pada Pencipta Semesta Alam. Hari ini adalah hari Sabtu 27/9/2014 atau bertepatan dengan 2 Dulhijah 1435H. Sang Pencipta Kehidupan masih memberikan aku serta beberapa  hamba yang tertulis di catatan ini kesehatan sehingga bisa melakukan kegiatan yang akan aku ceritakan. Dalam catatan disini aku mungkin akan membagi cerita dalam beberapa bagian beserta fotonya.
Hari ini adalah hari yang dimana aku dan Mbak Yaya (sebenarnya) merencakana ke acara ospeknya Fisika UNS. Namun ternyata kegiatan tersebut diundur, jangan tanyakan aku masalahnya. Karena akupun tidak mengetahuinya karena bukan panitia. Untuk menyembuhkan rasa kecewa yang ada, aku dan Mbak Yaya berencana akan melakukan trip perjalanan. Mbak Yaya ini juga seorang pecinta advernture dimana Merbabu dan Merapi sudah pernah ia daki. Otomatis dong kami memilih sesuatu hal yang menarik yang berhubungan dengan keasrian hayati. Untungnya ada buku ‘Panduan Wisata Jawa Tengah’ yang di keluarkan oleh Dinbudpar. Pilihan kami jatuh kepada Air terjun Semirang dan Curug Lawe.
Malam itu juga (27/9) aku dan Mbak Yaya mencari informasi mengenai kedua air terjun tersebut seraya menghubungi temanku Latifah untuk meminjam camera dan langsung di-iya-kan oleh dia. Pilihan kami mengerujut menjadi Curug Lawe karena ternyata dilokasi ini terdapat dua curug dengan curug yang lain adalah Curug Benowo. ‘Huiiiihhh… tambah seru’, pikir kami. Selanjutnya adalah mencari testimony atau informasi mengenai curug tersebut. Dan berencana berangkat pada pukul 8:00
Malamnya hari-H, aku mencari blog mana yang memberikan informasi arah yang tak rumit. Lalu dapatlah blog yakni -----. Informasi tersebut aku tulis kedalam note kecil buatannku.
Pagi harinya ternyata Mbak Irma mengajakku untuk melakukan jogging. Huah aku pikir ini bisa menjadi sebuah pemanasan. Bukan hanya Irma tapi juga Esi dan Riska. Seru banget jogging. Yah Alhamdulillah tiga putaran aku rasa cukup. Waktu pulang jam menunjukan pukul 8:00 namun sepertinya belum ada kabar dari mbak Yaya. Tidak jadikah? Omegot ternyata balasannya jam 7:56. Astaghirullah… ini mau berangkat jam berapa.
Perjalanan dimulai jam 9 lebih sekian benar-benar mbolang hanya berdua. Berkat blog dari ---- kami tidak rumit sampai sana. Hemm,, hanya bertanya sekali kepada penduduk. Sampai lokasi sekitar jam 9:50 itu sudah membayar 10 untuk 2 orang serta uang parkir.
Tripnya awalnya ini sepertinya mudah karena biasa dilewati oleh kendaraan beroda 4. Ternyata ada palang yang menunjukkan ke arah Curug tersebut. Dan di mulailah kami dengan jalan berbatu serta melewati irigasi. Sepertinya jalur kanan sangatlah mendominasi karena beberapa pertigaan perasaanku mengatakan harus ke arah kanan.
Yang merupakan tantangan untukku yang merupakan pobia ketinggian adalah ketika melewati jembatan besi. Sumpah itu serem abiiiss. Tetap berpegangan pada mbak Yaya. Melewati beberapa sungai dan menanjak. Mulai dari sini, jalannya sudah kaya mendaki gunung. Astaghfirullah.. bener-bener gag kuat rasanya.
Destinasi utama kita adalah lawe. Mbak Yaya yang selalu bertanya ‘dimana jalan yang harus dipilih’, atau ‘kamu yakin?’ yak karena gitu. Sampai akhirnya di sebuah sungai dengan batu yang kami rasa tak ada jalan setapak. Kami kurang meyakini itu, hingga memilih memutar arah melewati jalan ke Benowo. Dan samar-samar mendengar adanya percakapan. Ternyata benar! Di sungai bawah sungai ini kami bertemu dengan 7 Pemuda yang sama-sama menuju Lawe. Sumpah awalnya kita kayak gag dianggap mungkin karena awkward ada 2 wanita dari hutan kali yak? Tapi ternyata lama kelamaan kami dekat juga. Jadi menjadi rombongan berjumlah 9 orang. Yang paling dekat dengan kami adalah anak Fisika ’13 yang namanya Raihan.
Yaudah kami lewati jalan tersebut walaupun ketika berjalan masih adanya kecanggungan itu. Si Raihan ini yang yang dibelakang aku. Jadi ngemong gitu. Sampai di dekat Lawe kalau tak salah pukul 11an. Ya Allah perutku tiba-tiba mual waktu mencium ada asap. Eh pakai acara malu-maluin segala pulak yakni…muntah. Hahahah. Di air terjun muntah?! Tapi Ayo Maju! Sampai juga di air terjun. Subhanallah indah sekali… eh, malah dari jauh aku melihat rupa teman ku. Aku sapa deh, “Hadi, Kak Zizah, Wildan”. Ternyata benar mereka. Huahhh… kaget kali yah mereka. Terus acara selanjutnya makan perbekalan sih sama foto-foto. Mbak Yaya antusias banget disini. Yang jelas kami foto-foto dengan menyenangkan seperti anak kecil. Hahaha.
Foto-foto yang kami lakukan keren. Soalnya memang berada langsung dibawah air terjunnya. Jadi ada bias-biasan pelangi. Aku jarang nyemplung sih, biarin aku memandang asiknya mereka yang basah-basahan. Pose berbagai gaya yang gokil kami jabanin. Disini pose yang selalu lucu itu foto Si Gendut yang duduk dibatu tapi kaya melayang gituh (halah apa ini?). ada juga foto mereka yang emmm diam-diam aku ambil. Tujuanku ya banyak. Hahahahahaha. Astaghfirullah..gag kok ndaaa, itu untuk koleksi saja. Trus ada foto aku, Mbak Yaya, Wildan, Kak Aziziah, Hadi dan siapa itu aku lupa yang sumpahhh kereeen abiiisss.
Terus aku tanya destinasi selanjutnya Hadi dkk. Katanya mau ke Benowo. Eh tapi 7 Pemuda tadi gimana yah? Mau atau gag? Awalnya mereka bilang mereka kemarin sudah kesana. Manalagi jalannya yang agak serem, pake menanjak pula. Ehh ternyata yang awalnya gag mau malah mau. Yasudah  awalnya 3 rombongan kemudian menyatu.
Benar kata mereka jalan menuju Benowo bila dari Lawe memang menyeramkan. Sampai sempet nggusruk, selurukan, terus ngeraba dinding (?) segala. Ada cerita dimana Mbak Yaya harus dipegangin sama salah satu pemuda kece tadi karena hampir njeblos ke jurang. Terus ada cerita waktu si Gendut yang prosotan di jalan yang licin. Dibawahnya ada pemuda kece lainnya yang siap menolong. Kurang ajarnya kalau diperbesar, bisa kelihatan yang lainnya dibawah pada ketawa. Susah pokoknya. Tapi ternyata berhasil juga. Yeeeaaahhh!!!!!
Setelah sampai di tempat air terjun Benowo, semua yang ada hilang tergantikan oleh jatuhnya air dengan ukuran yang lebih kecil namun lebih luas. Dua air terjun dalam sehari. Tapi malah ada insiden. Masa’ salah satu jam tangan kesayanganku hilang entah dimana?! Pokoknya waktu sampai, para 7 Pemuda tadi menghilang terlebih dahulu tapi gag beberapa lama mereka langsung buka baju, mandi-mandian gitulah. Males juga waktu ginian, ngelihat pemuda pada buka baju. Nudes gituh lah, ada cerita gokil yang malu untuk aku certain disini. hahaha. Tapi Mbak Yaya Enjoy aja ik. Baju-baju mereka dijemur di batu-batu begitu. Gokil. Lucu. Tapi emm..hahaha. Jadi setiap aku mau menengok ke pemuda itu, eh kerudungku selalu ketiup angin yang menyebabkan mataku tertutup. Mungkin kata Allah, “Hus! Saru!”. Hadi yang ngadem malah ketiduran. Dan Kak Azizah & Wildan malah kaya orangtua yang mengawasi putra-putrinya di air terjun. Gag lama kok di Benowo. Yang membuatku sempat tersenyum adalah pemuda-pemuda tadi yang sisiran kaya anak cewe. Lucu banget.
Terus kami melanjutkan untuk perjalanan pulang. Dan berhubung perjalanan pulang hampir sama di pertigaan trek tersebut jadi kami jalan dengan santai. Eh di tengah jalan ternyata rombongan terpisah. Ada yang katanya mau buang air kecil dulu lah. Ahh gag papa, itu bukan masalahku soalnya perjalananku bersama si kembaran Monkii juga merupakan suatu moment. Astaghfirullah..apaan ini nak?
Perjalanan terpisah kembali menjadi tiga kelompok setelah di depan warung yang katanya tidak buka untuk setiap harinya. Awalnya aku pengen pulang dulu, tapi kata mbak Yaya gag enakan ke mereka, jadi nungguin si 6 Pemuda yang tertinggal di belakang karena yang bersama kami hanya Raihan. Eh dateng-dateng si Coklat itu baju basah. Jadi diketawain sama kawannya. Dan perpisahannya saling tukar bbm sama salah satu anak yang bernama Adit. Untuk mengisi perut, Mbak Yaya memesan pop mie dan aku es buah. Hahaha.
Terus yah aku sama Mbak Yaya pulang langsung mampir di Selaras. Eh disana kita ngegosip tentang perjalanan tadi sekalian ngelihat foto. Pokoknya rame deh Selaras sama suara ketawanya kita. Yang kita gosipin:
a.       Kami sepakat bahwa yang mirip dengan seseorang itu yang paling cakep diantara semua. Eh?
b.      Foto-foto mana yang pas dishare ke yang lain.
c.       Adegan lucu menurut Mbak Yaya adalah waktu aku bilang, “Dek, tolongin dek”. Salnya aku disuruh megang akar pohon eh malah pegang tanah yang longsor. Khan aku lagi panic mbaaa~ disitu aku ditolong sama Adit.
d.      Adegan lucu menurutku adalah waktu si Gendut perosotan di jalan licin. Kata si Raihan sama yang pake baju coklat, “Ndut, bayangin itu perosotan WaterBoom” iya kali, prosotan sebelahnya jurang.
e.       Adegan lainnya yang lucu waktu si Gendut di suatu rintangan bilang, “Woy, jangan cepet-cepet. Kalau begini gue gag yakin dengan tubuh gue”. Kasian banget dia. Hahaha.
f.       Yang mirip seseorang pakaiannya baju hitam celana putih, yang kece selanjutnya yang pakai baju coklat, Raihan yang pakai baju kuning, Adit yang pakai baju garis, yang pakai baju hitam polo situ anak satra Jepang, yang gendut pasti sudah kelihatan, dan yang pakai baju hitam bermotif kami jarang interaktif.
g.       Kalau aku pikir si Monkii itu selalu jalan di paling depan. Ketua rombongan, ceritanyaaa…
Yeah  udah deh selesai. (GARIIIING)
Okeh.. okehh tadi memang garing. Tiba-tiba badmood karena ngantuk. Sekarang aku mau membandingkan kedua curug tersebut.
a.       Curug Lawe lebih indah dibandingkan dengan Benowo.
b.      Curug Lawe lebih tinggi dibandingkan dengan Benowo.
c.       Curug Lawe lebih dalam dibandingkan dengan Benowo.
d.      Curug Benowo lebih ademan dibandingkan dengan Lawe.
e.       Curug Benowo trackingnya lebih ekstrem dibandingkan dengan Lawe.
f.       Curug Benowo lebih luas dibandingkan dengan Lawe.
                                                                                                                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar