Bismillahir rahmanir rahkhim. Alhamdulillah
hirabbil a’lamiin. Segala syukur tercurah pada Pencipta Semesta Alam. Hari ini
adalah hari Sabtu 27/9/2014 atau bertepatan dengan 2 Dulhijah 1435H. Sang
Pencipta Kehidupan masih memberikan aku serta beberapa hamba yang tertulis di catatan ini kesehatan
sehingga bisa melakukan kegiatan yang akan aku ceritakan. Dalam catatan disini
aku mungkin akan membagi cerita dalam beberapa bagian beserta fotonya.
Hari ini adalah hari yang dimana aku dan
Mbak Yaya (sebenarnya) merencakana ke acara ospeknya Fisika UNS. Namun ternyata
kegiatan tersebut diundur, jangan tanyakan aku masalahnya. Karena akupun tidak
mengetahuinya karena bukan panitia. Untuk menyembuhkan rasa kecewa yang ada,
aku dan Mbak Yaya berencana akan melakukan trip perjalanan. Mbak Yaya ini juga
seorang pecinta advernture dimana Merbabu dan Merapi sudah pernah ia daki.
Otomatis dong kami memilih sesuatu hal yang menarik yang berhubungan dengan
keasrian hayati. Untungnya ada buku ‘Panduan Wisata Jawa Tengah’ yang di
keluarkan oleh Dinbudpar. Pilihan kami jatuh kepada Air terjun Semirang dan
Curug Lawe.
Malam itu juga (27/9) aku dan Mbak Yaya
mencari informasi mengenai kedua air terjun tersebut seraya menghubungi temanku
Latifah untuk meminjam camera dan langsung di-iya-kan oleh dia. Pilihan kami
mengerujut menjadi Curug Lawe karena ternyata dilokasi ini terdapat dua curug
dengan curug yang lain adalah Curug Benowo. ‘Huiiiihhh… tambah seru’, pikir
kami. Selanjutnya adalah mencari testimony atau informasi mengenai curug
tersebut. Dan berencana berangkat pada pukul 8:00
Malamnya hari-H, aku mencari blog mana yang
memberikan informasi arah yang tak rumit. Lalu dapatlah blog yakni -----.
Informasi tersebut aku tulis kedalam note kecil buatannku.
Pagi harinya ternyata Mbak Irma mengajakku
untuk melakukan jogging. Huah aku pikir ini bisa menjadi sebuah pemanasan.
Bukan hanya Irma tapi juga Esi dan Riska. Seru banget jogging. Yah
Alhamdulillah tiga putaran aku rasa cukup. Waktu pulang jam menunjukan pukul
8:00 namun sepertinya belum ada kabar dari mbak Yaya. Tidak jadikah? Omegot
ternyata balasannya jam 7:56. Astaghirullah… ini mau berangkat jam berapa.
Perjalanan dimulai jam 9 lebih sekian
benar-benar mbolang hanya berdua. Berkat blog dari ---- kami tidak rumit sampai
sana. Hemm,, hanya bertanya sekali kepada penduduk. Sampai lokasi sekitar jam
9:50 itu sudah membayar 10 untuk 2 orang serta uang parkir.
Tripnya awalnya ini sepertinya mudah karena
biasa dilewati oleh kendaraan beroda 4. Ternyata ada palang yang menunjukkan ke
arah Curug tersebut. Dan di mulailah kami dengan jalan berbatu serta melewati
irigasi. Sepertinya jalur kanan sangatlah mendominasi karena beberapa pertigaan
perasaanku mengatakan harus ke arah kanan.
Yang merupakan tantangan untukku yang
merupakan pobia ketinggian adalah ketika melewati jembatan besi. Sumpah itu
serem abiiiss. Tetap berpegangan pada mbak Yaya. Melewati beberapa sungai dan
menanjak. Mulai dari sini, jalannya sudah kaya mendaki gunung. Astaghfirullah..
bener-bener gag kuat rasanya.
Destinasi utama kita adalah lawe. Mbak Yaya
yang selalu bertanya ‘dimana jalan yang harus dipilih’, atau ‘kamu yakin?’ yak
karena gitu. Sampai akhirnya di sebuah sungai dengan batu yang kami rasa tak
ada jalan setapak. Kami kurang meyakini itu, hingga memilih memutar arah
melewati jalan ke Benowo. Dan samar-samar mendengar adanya percakapan. Ternyata
benar! Di sungai bawah sungai ini kami bertemu dengan 7 Pemuda yang sama-sama
menuju Lawe. Sumpah awalnya kita kayak gag dianggap mungkin karena awkward ada
2 wanita dari hutan kali yak? Tapi ternyata lama kelamaan kami dekat juga. Jadi
menjadi rombongan berjumlah 9 orang. Yang paling dekat dengan kami adalah anak
Fisika ’13 yang namanya Raihan.
Yaudah kami lewati jalan tersebut walaupun
ketika berjalan masih adanya kecanggungan itu. Si Raihan ini yang yang
dibelakang aku. Jadi ngemong gitu. Sampai di dekat Lawe kalau tak salah pukul
11an. Ya Allah perutku tiba-tiba mual waktu mencium ada asap. Eh pakai acara
malu-maluin segala pulak yakni…muntah. Hahahah. Di air terjun muntah?! Tapi Ayo
Maju! Sampai juga di air terjun. Subhanallah indah sekali… eh, malah dari jauh
aku melihat rupa teman ku. Aku sapa deh, “Hadi, Kak Zizah, Wildan”. Ternyata
benar mereka. Huahhh… kaget kali yah mereka. Terus acara selanjutnya makan perbekalan
sih sama foto-foto. Mbak Yaya antusias banget disini. Yang jelas kami foto-foto
dengan menyenangkan seperti anak kecil. Hahaha.
Foto-foto yang kami lakukan keren. Soalnya
memang berada langsung dibawah air terjunnya. Jadi ada bias-biasan pelangi. Aku
jarang nyemplung sih, biarin aku memandang asiknya mereka yang basah-basahan.
Pose berbagai gaya yang gokil kami jabanin. Disini pose yang selalu lucu itu
foto Si Gendut yang duduk dibatu tapi kaya melayang gituh (halah apa ini?). ada
juga foto mereka yang emmm diam-diam aku ambil. Tujuanku ya banyak.
Hahahahahaha. Astaghfirullah..gag kok ndaaa, itu untuk koleksi saja. Trus ada
foto aku, Mbak Yaya, Wildan, Kak Aziziah, Hadi dan siapa itu aku lupa yang
sumpahhh kereeen abiiisss.
Terus aku tanya destinasi selanjutnya Hadi
dkk. Katanya mau ke Benowo. Eh tapi 7 Pemuda tadi gimana yah? Mau atau gag? Awalnya
mereka bilang mereka kemarin sudah kesana. Manalagi jalannya yang agak serem,
pake menanjak pula. Ehh ternyata yang awalnya gag mau malah mau. Yasudah awalnya 3 rombongan kemudian menyatu.
Benar kata mereka jalan menuju Benowo bila
dari Lawe memang menyeramkan. Sampai sempet nggusruk, selurukan, terus ngeraba
dinding (?) segala. Ada cerita dimana Mbak Yaya harus dipegangin sama salah
satu pemuda kece tadi karena hampir njeblos ke jurang. Terus ada cerita waktu
si Gendut yang prosotan di jalan yang licin. Dibawahnya ada pemuda kece lainnya
yang siap menolong. Kurang ajarnya kalau diperbesar, bisa kelihatan yang
lainnya dibawah pada ketawa. Susah pokoknya. Tapi ternyata berhasil juga.
Yeeeaaahhh!!!!!
Setelah sampai di tempat air terjun Benowo,
semua yang ada hilang tergantikan oleh jatuhnya air dengan ukuran yang lebih
kecil namun lebih luas. Dua air terjun dalam sehari. Tapi malah ada insiden.
Masa’ salah satu jam tangan kesayanganku hilang entah dimana?! Pokoknya waktu
sampai, para 7 Pemuda tadi menghilang terlebih dahulu tapi gag beberapa lama
mereka langsung buka baju, mandi-mandian gitulah. Males juga waktu ginian,
ngelihat pemuda pada buka baju. Nudes gituh lah, ada cerita gokil yang malu
untuk aku certain disini. hahaha. Tapi Mbak Yaya Enjoy aja ik. Baju-baju mereka
dijemur di batu-batu begitu. Gokil. Lucu. Tapi emm..hahaha. Jadi setiap aku mau
menengok ke pemuda itu, eh kerudungku selalu ketiup angin yang menyebabkan
mataku tertutup. Mungkin kata Allah, “Hus! Saru!”. Hadi yang ngadem malah
ketiduran. Dan Kak Azizah & Wildan malah kaya orangtua yang mengawasi
putra-putrinya di air terjun. Gag lama kok di Benowo. Yang membuatku sempat
tersenyum adalah pemuda-pemuda tadi yang sisiran kaya anak cewe. Lucu banget.
Terus kami melanjutkan untuk perjalanan
pulang. Dan berhubung perjalanan pulang hampir sama di pertigaan trek tersebut
jadi kami jalan dengan santai. Eh di tengah jalan ternyata rombongan terpisah.
Ada yang katanya mau buang air kecil dulu lah. Ahh gag papa, itu bukan
masalahku soalnya perjalananku bersama si kembaran Monkii juga merupakan suatu
moment. Astaghfirullah..apaan ini nak?
Perjalanan terpisah kembali menjadi tiga
kelompok setelah di depan warung yang katanya tidak buka untuk setiap harinya. Awalnya
aku pengen pulang dulu, tapi kata mbak Yaya gag enakan ke mereka, jadi nungguin
si 6 Pemuda yang tertinggal di belakang karena yang bersama kami hanya Raihan.
Eh dateng-dateng si Coklat itu baju basah. Jadi diketawain sama kawannya. Dan
perpisahannya saling tukar bbm sama salah satu anak yang bernama Adit. Untuk
mengisi perut, Mbak Yaya memesan pop mie dan aku es buah. Hahaha.
Terus yah aku sama Mbak Yaya pulang
langsung mampir di Selaras. Eh disana kita ngegosip tentang perjalanan tadi
sekalian ngelihat foto. Pokoknya rame deh Selaras sama suara ketawanya kita.
Yang kita gosipin:
a.
Kami sepakat bahwa yang mirip dengan seseorang itu yang paling cakep
diantara semua. Eh?
b.
Foto-foto mana yang pas dishare ke yang lain.
c.
Adegan lucu menurut Mbak Yaya adalah waktu aku bilang, “Dek, tolongin
dek”. Salnya aku disuruh megang akar pohon eh malah pegang tanah yang longsor.
Khan aku lagi panic mbaaa~ disitu aku ditolong sama Adit.
d.
Adegan lucu menurutku adalah waktu si Gendut perosotan di jalan licin.
Kata si Raihan sama yang pake baju coklat, “Ndut, bayangin itu perosotan
WaterBoom” iya kali, prosotan sebelahnya jurang.
e.
Adegan lainnya yang lucu waktu si Gendut di suatu rintangan bilang,
“Woy, jangan cepet-cepet. Kalau begini gue gag yakin dengan tubuh gue”. Kasian
banget dia. Hahaha.
f.
Yang mirip seseorang pakaiannya baju hitam celana putih, yang kece
selanjutnya yang pakai baju coklat, Raihan yang pakai baju kuning, Adit yang
pakai baju garis, yang pakai baju hitam polo situ anak satra Jepang, yang
gendut pasti sudah kelihatan, dan yang pakai baju hitam bermotif kami jarang
interaktif.
g.
Kalau aku pikir si Monkii itu selalu jalan di paling depan. Ketua
rombongan, ceritanyaaa…
Yeah udah deh selesai. (GARIIIING)
Okeh.. okehh tadi memang garing. Tiba-tiba
badmood karena ngantuk. Sekarang aku mau membandingkan kedua curug tersebut.
a.
Curug Lawe lebih indah dibandingkan dengan Benowo.
b.
Curug Lawe lebih tinggi dibandingkan dengan Benowo.
c.
Curug Lawe lebih dalam dibandingkan dengan Benowo.
d.
Curug Benowo lebih ademan dibandingkan dengan Lawe.
e.
Curug Benowo trackingnya lebih ekstrem dibandingkan dengan Lawe.
f.
Curug Benowo lebih luas dibandingkan dengan Lawe.