Sabtu, 11 Oktober 2014

Monkii Monkii dan Monkii



Yeahh.. akhirnya aku menuliskan tentang salah satu pet yang aku sayangii.. dia adalah Monyet! Yap, Monyet. Aku panggilnya Monkii aja kali yah.
Sssshhh.. (tarik nafas dulu). Tentang dia. Dia yang menyebalkan. Serius. Aku juga heran, kenapa lebih memeilih Monkii dibandingkan pet yang lain. Aku rasa kami juga tidak saling kenal. Emm.. mungkin aku mengenalnya, namun dia tidak mengenalku. Atau dia mengenalku sekenal aku ke dia. Menghilangkan rasa illfeel yang ada dan sekarang biasa saja.
Biasa saja? Yakin? Teruus kenapa pakai acara nyanyi sambil senyum-senyum segala? 
Ya khan maklum, kalau kita mengingat kembali sesuatu yang absurd, aneh, atau lucu bin illfeel khan tanpa sadar kita nyanyi-nyanyi sendiri. Iya khan? Apa lagi kalau membaca ulang buku yang pernah aku tuliskan dan didalamnya terdapat nama dia. Tambah-tambah geli. Aduh gimana yah menceritakannya. Ituuu sulit banget di ceritainnya, Man! Apalagi nginget sesuatu yang gila. Ketawa-ketawa sendiri. Kok bisa yah, aku segitunya ke dia waktu awal kuliah? Yah, habisnyaa.. dia pake acara senyum-senyum gitu. Tapi mungkin bukan ke aku kali yah.. JANGAN PEDE.
Nggak kok. Kemarin. Tepatnya hari rabu sebelum matkul bio konservasi. Waktu itu aku, Rofiqotul dan Fey lagi mau makan di kantin (rencananya). Tapi waktu di payungan ada Vika, Rahita, Fadil, dan Endah lagi duduk nyante sambil ngegosip yang menyebabkan si Fey nggobrol dulu sama mereka. Nah tinggallah aku sama Rofi yang ngelanjutin perjalannan.
Astaghfirullah,, kantin hari itu rame pake banget. Tampaknya tak ada tempat untuk kami makan disitu. Lalu tak jauh dari sana aku melihat ada Hesti yang sedang makan bersama Sofiana, Mumud, Fifit trus siapa lagi gitu. Tapiiiiii setelah mataku mencari-cari meja kosong. Aku melihatnya. Yap! Si Monkii lagi duduk disana sama temen-temen ceweknya. Aduh.. salting nih. Tapi intensitasnya jauh lebih rendah dibanding yang dulu-dulu. Sempet minta gorengannya teteh sih buat ngilangin saltingnya.
Daripada nunggu lama mending ke counter makanan yang kanan pojok. Aku beli air mineral sih, tak lama si Monkii jalan kearah sini. Omegoott. Eh, ternyata dia beli di counter yang sebelahnya. Dekeeettt banget. Kami berdiri saling memunggungi gag ada satu meter. Aku yakin itu. Kami sedekat itu. Dan sedekat itu aku melihat wajahnya. Dekaaatt sekali. Hanya dibatasi oleh tembok saja.
Tapi aku mejauh dahulu darinya, takut perasaan yang itu hadir kembali. Ya sudahlah. Langkahku di berhentikan Teh Hesti, aku bilang kalau mau duluan. Duduk-duduk bareng mereka. Tapi tetep saja si Hesti narik tanganku biar aku duduk disitu. Hesti itu salah satu temen deket yang aku tunjukin tentang Monkii, tapi aku kurang yakin dia tahu ada Monkii disana. Tapi tetep, mataku gag lepas darinya.
Langkah kaki terarahkan menuju payungan. Bergabung kembali dengan yang lain. Mengobrol dengan yang lain. Tak lama kakiku ingin segera menjauh. Aku mulai mengatakan pada yang lain niatku masuk ke kelas terlebih dahulu. Salam perpisahan itu. Aku tak sengaja ingin melihatnya, dan ketika mataku tertuju padanya.. AKU YAKIN, MATANYA JUGA MENGARAH PADAKU. Segaris tipis itu juga aku yakin melihatnya.
Subhanallah,, jagalah hamba.

Foto yang Di Curug Lawe dan Benowo yeyey





















Mbolang ke Curug Lawe dan Benowo



Bismillahir rahmanir rahkhim. Alhamdulillah hirabbil a’lamiin. Segala syukur tercurah pada Pencipta Semesta Alam. Hari ini adalah hari Sabtu 27/9/2014 atau bertepatan dengan 2 Dulhijah 1435H. Sang Pencipta Kehidupan masih memberikan aku serta beberapa  hamba yang tertulis di catatan ini kesehatan sehingga bisa melakukan kegiatan yang akan aku ceritakan. Dalam catatan disini aku mungkin akan membagi cerita dalam beberapa bagian beserta fotonya.
Hari ini adalah hari yang dimana aku dan Mbak Yaya (sebenarnya) merencakana ke acara ospeknya Fisika UNS. Namun ternyata kegiatan tersebut diundur, jangan tanyakan aku masalahnya. Karena akupun tidak mengetahuinya karena bukan panitia. Untuk menyembuhkan rasa kecewa yang ada, aku dan Mbak Yaya berencana akan melakukan trip perjalanan. Mbak Yaya ini juga seorang pecinta advernture dimana Merbabu dan Merapi sudah pernah ia daki. Otomatis dong kami memilih sesuatu hal yang menarik yang berhubungan dengan keasrian hayati. Untungnya ada buku ‘Panduan Wisata Jawa Tengah’ yang di keluarkan oleh Dinbudpar. Pilihan kami jatuh kepada Air terjun Semirang dan Curug Lawe.
Malam itu juga (27/9) aku dan Mbak Yaya mencari informasi mengenai kedua air terjun tersebut seraya menghubungi temanku Latifah untuk meminjam camera dan langsung di-iya-kan oleh dia. Pilihan kami mengerujut menjadi Curug Lawe karena ternyata dilokasi ini terdapat dua curug dengan curug yang lain adalah Curug Benowo. ‘Huiiiihhh… tambah seru’, pikir kami. Selanjutnya adalah mencari testimony atau informasi mengenai curug tersebut. Dan berencana berangkat pada pukul 8:00
Malamnya hari-H, aku mencari blog mana yang memberikan informasi arah yang tak rumit. Lalu dapatlah blog yakni -----. Informasi tersebut aku tulis kedalam note kecil buatannku.
Pagi harinya ternyata Mbak Irma mengajakku untuk melakukan jogging. Huah aku pikir ini bisa menjadi sebuah pemanasan. Bukan hanya Irma tapi juga Esi dan Riska. Seru banget jogging. Yah Alhamdulillah tiga putaran aku rasa cukup. Waktu pulang jam menunjukan pukul 8:00 namun sepertinya belum ada kabar dari mbak Yaya. Tidak jadikah? Omegot ternyata balasannya jam 7:56. Astaghirullah… ini mau berangkat jam berapa.
Perjalanan dimulai jam 9 lebih sekian benar-benar mbolang hanya berdua. Berkat blog dari ---- kami tidak rumit sampai sana. Hemm,, hanya bertanya sekali kepada penduduk. Sampai lokasi sekitar jam 9:50 itu sudah membayar 10 untuk 2 orang serta uang parkir.
Tripnya awalnya ini sepertinya mudah karena biasa dilewati oleh kendaraan beroda 4. Ternyata ada palang yang menunjukkan ke arah Curug tersebut. Dan di mulailah kami dengan jalan berbatu serta melewati irigasi. Sepertinya jalur kanan sangatlah mendominasi karena beberapa pertigaan perasaanku mengatakan harus ke arah kanan.
Yang merupakan tantangan untukku yang merupakan pobia ketinggian adalah ketika melewati jembatan besi. Sumpah itu serem abiiiss. Tetap berpegangan pada mbak Yaya. Melewati beberapa sungai dan menanjak. Mulai dari sini, jalannya sudah kaya mendaki gunung. Astaghfirullah.. bener-bener gag kuat rasanya.
Destinasi utama kita adalah lawe. Mbak Yaya yang selalu bertanya ‘dimana jalan yang harus dipilih’, atau ‘kamu yakin?’ yak karena gitu. Sampai akhirnya di sebuah sungai dengan batu yang kami rasa tak ada jalan setapak. Kami kurang meyakini itu, hingga memilih memutar arah melewati jalan ke Benowo. Dan samar-samar mendengar adanya percakapan. Ternyata benar! Di sungai bawah sungai ini kami bertemu dengan 7 Pemuda yang sama-sama menuju Lawe. Sumpah awalnya kita kayak gag dianggap mungkin karena awkward ada 2 wanita dari hutan kali yak? Tapi ternyata lama kelamaan kami dekat juga. Jadi menjadi rombongan berjumlah 9 orang. Yang paling dekat dengan kami adalah anak Fisika ’13 yang namanya Raihan.
Yaudah kami lewati jalan tersebut walaupun ketika berjalan masih adanya kecanggungan itu. Si Raihan ini yang yang dibelakang aku. Jadi ngemong gitu. Sampai di dekat Lawe kalau tak salah pukul 11an. Ya Allah perutku tiba-tiba mual waktu mencium ada asap. Eh pakai acara malu-maluin segala pulak yakni…muntah. Hahahah. Di air terjun muntah?! Tapi Ayo Maju! Sampai juga di air terjun. Subhanallah indah sekali… eh, malah dari jauh aku melihat rupa teman ku. Aku sapa deh, “Hadi, Kak Zizah, Wildan”. Ternyata benar mereka. Huahhh… kaget kali yah mereka. Terus acara selanjutnya makan perbekalan sih sama foto-foto. Mbak Yaya antusias banget disini. Yang jelas kami foto-foto dengan menyenangkan seperti anak kecil. Hahaha.
Foto-foto yang kami lakukan keren. Soalnya memang berada langsung dibawah air terjunnya. Jadi ada bias-biasan pelangi. Aku jarang nyemplung sih, biarin aku memandang asiknya mereka yang basah-basahan. Pose berbagai gaya yang gokil kami jabanin. Disini pose yang selalu lucu itu foto Si Gendut yang duduk dibatu tapi kaya melayang gituh (halah apa ini?). ada juga foto mereka yang emmm diam-diam aku ambil. Tujuanku ya banyak. Hahahahahaha. Astaghfirullah..gag kok ndaaa, itu untuk koleksi saja. Trus ada foto aku, Mbak Yaya, Wildan, Kak Aziziah, Hadi dan siapa itu aku lupa yang sumpahhh kereeen abiiisss.
Terus aku tanya destinasi selanjutnya Hadi dkk. Katanya mau ke Benowo. Eh tapi 7 Pemuda tadi gimana yah? Mau atau gag? Awalnya mereka bilang mereka kemarin sudah kesana. Manalagi jalannya yang agak serem, pake menanjak pula. Ehh ternyata yang awalnya gag mau malah mau. Yasudah  awalnya 3 rombongan kemudian menyatu.
Benar kata mereka jalan menuju Benowo bila dari Lawe memang menyeramkan. Sampai sempet nggusruk, selurukan, terus ngeraba dinding (?) segala. Ada cerita dimana Mbak Yaya harus dipegangin sama salah satu pemuda kece tadi karena hampir njeblos ke jurang. Terus ada cerita waktu si Gendut yang prosotan di jalan yang licin. Dibawahnya ada pemuda kece lainnya yang siap menolong. Kurang ajarnya kalau diperbesar, bisa kelihatan yang lainnya dibawah pada ketawa. Susah pokoknya. Tapi ternyata berhasil juga. Yeeeaaahhh!!!!!
Setelah sampai di tempat air terjun Benowo, semua yang ada hilang tergantikan oleh jatuhnya air dengan ukuran yang lebih kecil namun lebih luas. Dua air terjun dalam sehari. Tapi malah ada insiden. Masa’ salah satu jam tangan kesayanganku hilang entah dimana?! Pokoknya waktu sampai, para 7 Pemuda tadi menghilang terlebih dahulu tapi gag beberapa lama mereka langsung buka baju, mandi-mandian gitulah. Males juga waktu ginian, ngelihat pemuda pada buka baju. Nudes gituh lah, ada cerita gokil yang malu untuk aku certain disini. hahaha. Tapi Mbak Yaya Enjoy aja ik. Baju-baju mereka dijemur di batu-batu begitu. Gokil. Lucu. Tapi emm..hahaha. Jadi setiap aku mau menengok ke pemuda itu, eh kerudungku selalu ketiup angin yang menyebabkan mataku tertutup. Mungkin kata Allah, “Hus! Saru!”. Hadi yang ngadem malah ketiduran. Dan Kak Azizah & Wildan malah kaya orangtua yang mengawasi putra-putrinya di air terjun. Gag lama kok di Benowo. Yang membuatku sempat tersenyum adalah pemuda-pemuda tadi yang sisiran kaya anak cewe. Lucu banget.
Terus kami melanjutkan untuk perjalanan pulang. Dan berhubung perjalanan pulang hampir sama di pertigaan trek tersebut jadi kami jalan dengan santai. Eh di tengah jalan ternyata rombongan terpisah. Ada yang katanya mau buang air kecil dulu lah. Ahh gag papa, itu bukan masalahku soalnya perjalananku bersama si kembaran Monkii juga merupakan suatu moment. Astaghfirullah..apaan ini nak?
Perjalanan terpisah kembali menjadi tiga kelompok setelah di depan warung yang katanya tidak buka untuk setiap harinya. Awalnya aku pengen pulang dulu, tapi kata mbak Yaya gag enakan ke mereka, jadi nungguin si 6 Pemuda yang tertinggal di belakang karena yang bersama kami hanya Raihan. Eh dateng-dateng si Coklat itu baju basah. Jadi diketawain sama kawannya. Dan perpisahannya saling tukar bbm sama salah satu anak yang bernama Adit. Untuk mengisi perut, Mbak Yaya memesan pop mie dan aku es buah. Hahaha.
Terus yah aku sama Mbak Yaya pulang langsung mampir di Selaras. Eh disana kita ngegosip tentang perjalanan tadi sekalian ngelihat foto. Pokoknya rame deh Selaras sama suara ketawanya kita. Yang kita gosipin:
a.       Kami sepakat bahwa yang mirip dengan seseorang itu yang paling cakep diantara semua. Eh?
b.      Foto-foto mana yang pas dishare ke yang lain.
c.       Adegan lucu menurut Mbak Yaya adalah waktu aku bilang, “Dek, tolongin dek”. Salnya aku disuruh megang akar pohon eh malah pegang tanah yang longsor. Khan aku lagi panic mbaaa~ disitu aku ditolong sama Adit.
d.      Adegan lucu menurutku adalah waktu si Gendut perosotan di jalan licin. Kata si Raihan sama yang pake baju coklat, “Ndut, bayangin itu perosotan WaterBoom” iya kali, prosotan sebelahnya jurang.
e.       Adegan lainnya yang lucu waktu si Gendut di suatu rintangan bilang, “Woy, jangan cepet-cepet. Kalau begini gue gag yakin dengan tubuh gue”. Kasian banget dia. Hahaha.
f.       Yang mirip seseorang pakaiannya baju hitam celana putih, yang kece selanjutnya yang pakai baju coklat, Raihan yang pakai baju kuning, Adit yang pakai baju garis, yang pakai baju hitam polo situ anak satra Jepang, yang gendut pasti sudah kelihatan, dan yang pakai baju hitam bermotif kami jarang interaktif.
g.       Kalau aku pikir si Monkii itu selalu jalan di paling depan. Ketua rombongan, ceritanyaaa…
Yeah  udah deh selesai. (GARIIIING)
Okeh.. okehh tadi memang garing. Tiba-tiba badmood karena ngantuk. Sekarang aku mau membandingkan kedua curug tersebut.
a.       Curug Lawe lebih indah dibandingkan dengan Benowo.
b.      Curug Lawe lebih tinggi dibandingkan dengan Benowo.
c.       Curug Lawe lebih dalam dibandingkan dengan Benowo.
d.      Curug Benowo lebih ademan dibandingkan dengan Lawe.
e.       Curug Benowo trackingnya lebih ekstrem dibandingkan dengan Lawe.
f.       Curug Benowo lebih luas dibandingkan dengan Lawe.
                                                                                                                                                            

Lagu pernikahan Beutiful in White - Shane Filan



Huahahaha. Aku ceritanya lagi mesem-mesem waktu menulis catatan ini. Guest what? Shane Fillan ex Westlife’s song. Sumpah, demi. Lagu ini romantic banget. Judulnya “Beatiful in White”. Lagu ini cocok sebagai lagu pengantar pernikahan, dan aku bisa merekomendasikan ini setelah lagu “Janji Suci” dari Yovie n’ Nuno.
Ya Allah apa banget yah, hari gini malah mikirin pernikahan? Hahaha. Gag kok, ini mungkin bakal menjadi salah satu lagu yang akan ku putar waktu aku menikah. Tapi lagu kaya gini cocoknya diputar waktu tempat pernikahannya di gedung. Soalnya khan ntar memang si mempelai perempuan terlihat cantik memakai gaun putih sambil berjalan. Yah jaraknya gag sampe 100 m juga lah. Hahah~ tapi pas disitu kita bisa menyapa tamu undangan, saudara, teman maupun siapapun yang hadir. Insya Allah buat aku yang nawaitu nikah tanpa pacaran terlebih dahulu, hal seperti ini merupakan moment yang manis yang akan di kenang ketika kita sudah dianggap sah secara agama maupun hukum.
Sayangnya lagu ini ada makna ‘gereja’ diliriknya. Kalau yang hadir adalah pengamat dan pemerhati lagu mungkin dianggapnya agak ganjil sih. Orang pernikahannya themanya Pure White Islamic Wedding tapi yang diputer ada kaya gininya. Yasudah apapun lagunya pokoknya doa yang tercurahkan atas dasar pernikahan yang baik adalah keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Oiya disini aku juga akan mengucapkan selamat menempuh hidup baru untuk sahabatku, Fabian dan Anggita semoga bahtera yang nanti dikemudikan oleh dua pasang sejoli tetap berlayar baik-baik saja meskipun melewati badai, gelombang tinggi serta angin sehingga dapat sampai ke dermaga yang diRahmati oleh Nya. Semoga menghasilkan keponakan untukku yang manis-manis, lucu-lucu dan pintar J
Heemmmm..  daripada kelamaan ceritanya mending share liriknya yang kaya gini touchi-nya:
‘Not sure if you know this’
But when we first met
I got so nervous I couldn’t speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece

*So as long as I live I’ll love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I’ll cherish
You look so beautiful in white
Tonight…

What we had is timeless
My love is endless
And with this ring I
Say to the word
You’re my every reason you’re all that I belive in
With all my heart I mean every word


*So as long as I live I’ll love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I’ll cherish
You look so beautiful in white
Tonight…

Oooohh oh
You look so beautiful in white

So beautiful in white
Tonight

 And if a daughter what our future holds
I hope she has your eyes
Finds love like you and I did
Yeah, I wish she falls in love and I’ll let her go
I’ll walk her down the aisle
She’ll look so beautiful in white

You look so beautiful in white

*So as long as I live I’ll love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now to my very last breath
This day I’ll cherish
You look so beautiful in white
Tonight…

You look so beautiful in white
Tonight…