Selasa, 25 Maret 2014

Sifat Dewasa menurut Adjenk



Assalamualaikum, wr, wb.

Yesterday, we was a make a opinion about Tegal, right? So, whats up for now? This topic actually isn’t about English Language. But for a mukoddimah, I try too using it. Hahaha.alright? yes, alright.

Yang bakal kita kupas disini adalah Dewasa. Apakah itu dewasa? Siapa sajakah yang disebut dewasa? Kapan kita mengalami pendewasaan? Dimana saja kita dapat menyalurkan kedewasaan? Mengapa kita harus dewasa? Dan bagaimanakah caranya?
Pertanyaan di atas menurut reporter tentu saja sudah benar, bukan? 5W1H? weh..wehh.. itu siapa itu yang dibelakang, kenapa pada ngomong itu jenis virus baru? Mentang-mentang saya dari biologi yah? Bukan. Itu merupakan kerangka untuk menanyakan sesuatu hal pada narasumber untuk memperoleh berita.

Bahasan kita bukan tentang materi bahasa Indonesia loh yah. Tapi tentang Dewasa. dan lagi sebenarnya sama dengan kata “orang” yang memiliki dua arti (orang sebagai manusia, dan orang sebagai manusia yang sukses). Dewasapun demikian. Dewasa disini, akan kita bagi menjadi Dewasa dari segi usia, dan dewasa dari segi isi film di laptopnya. Ups! Gag, bukan dewasa yang begituan. Tapi dewas dari segi sifat atau filosofinya.

Menurutku, dewasa merupakan proses hidup dimana kita sudah dapat memahami lingkungan sekitar, dan sudah dikatakan mampu untuk melakukan hal yang dahulu mungkin masih tabu serta sulit bagi kita. Impossible manjadi I’m Possible.

Mungkin ini diambil dewasa menurut sifatnya. Kata Bang Raditya, “Alay adalah proses menuju kedewasaan”. Ada benernya juga sih. Kita bisa lihat ini dengan adanya perubahan sifat dari yang “aye..ayee” jadi “petuah yang bijak”, dari yang manja sekarang jadi agak mandiri. Ya gag? Kalau di sifatnya, siapa saja yang sudah bisa nuturi dalam bahasa jawanya atau dapat memberi contoh yang baik serta petuah itu yang disebut dewasa. 

Nah, dewasa yang menurut sifat ini yang terkadang anak kecil atau ABG lah bias menyandingnya. Sadar gag sih gitu yah, kadang malah sifat orang dewasa yang kaya anak-anak, dan sifat anak-anak yang bisa kasih gambaran kehidupan yang keras kaya orang dewasa. Kadang gitu yah, aku juga sering malu kalau manja sama orangtua sedangkan disisi lain aku dinasehatin sama anak kecil. Atau tiba-tiba adek kita nasihatin kita kalau yang kita lakuin itu ada yang salah. Contoh lain aja maaf-memaafkan. Anak kecil kok ya segampang itu memaafkan kesalahan temennya trus gandengan tangan dan main lagi sama temennya yang nakal itu.

Kapan kita menjadi dewasa? Nah itu dia. Kalau ditanya dari sifatnya. Orang menjadi dewasa ketika ada orang lain yang lemah disampingnya, trus pinjem pundaknya dia untuk menangis. Ya gag? Gag salah kok dengan tangisannya. Tapi semua nasihat yang di sampaikan si pendengar atau pemilik pundak itu selalu didengarkan sebagai kebaikan untuk lebih tegarlah, bangkitlah. Padahal suatu saat mereka juga akan melakukan hal sama ketika lagi down.

Dimana saja kita dapat menyalurkan kedewasaan kita? Semua cowok menjawab : “Diskotik dan karaoke!”. Parah lu! Otak isinya yadong mulu. Gag. Bukan gitu maksudnya. Jadi dimana saja kita dapat menasihati, membesarkan hati teman, menegarkan hati teman, memaafkan kesalahan teman, mengiklaskan sesuatu atau ibarat kata mencerahkan perasaan teman itulah kesempatan yang bisa kita sebut “saatnya menjadi dewasa”. 

Mengapa kita menjadi dewasa? Temen aku menjawab, “Biar maspacar gag bilang aku kaya anak kecil lagi”. Hahaha. Kalau dewasa sifat buat cewek itu kaya pandangan sebgai wanita karir dibanding masa kuciran Barbie saat SMA. Paham gag? Kalau belum di cerna dulu. Aku yakin setiap pribadi memiliki pendapat lainnya mengenai ini. Khan usia kita sudah dewasa.

Dan bagaimanakah kita menjadi dewasa? I think it was a natural life for habbit. Jadi ngalir aja gituh sifat kita menjadi lebih baik. Gag perlu mempersiapkan diri kamu sebaik mungkin secara penampilan. Asal ada kesempatan baik untuk dilakukan, maka lakukanlah. Gitu.

Sekarang kita bahas dewasa menurut usia. Di Eropa sana orang di bedain Cuma atas penampilan luarnya aja yakni child dan adult. Sedangkan adult ini bisa melakukan apa aja seperti “orang dewasa” lainnya lakukan. Banyak juga yang gag kok. Semuanya tergantung didikan serta lingkungan sekitar. Bukan begitu?

Sedangkan usia dewasa di Indonesia di masukan diatas 17 tahun. Kenapa dengan Tujuh Belas Tahun itu? Tujuh Belas Tahun disini adalah waktu dari seseorang sudah dapat dipercaya dapat melakukan kegiatan baik. Mandiri maksudnya. Tapi jangan di gunain untuk keburukan yaa.. khan sudah dikasih Ibu&Bapak KTP, SIM (jiah ini sih aku yang mengharapkan waktu swit sepentin).

Orang dewasa di percaya dapat ngelindungin orang yang lebih muda atau kecil dari dia atau melindungin orang yang gag mampu.

Gag sedikit juga yah aku tanya temen cewek, tipe-tipe dari dari cowoknya. Ada yang jawab, “aku maunya yang dewasa. Jadi dia bisa ngladenin aku, atau nurutin aku”. Gue sempet heran gituh yah, ini nyari cowok atau nyari pembantu? *ErnestPrakasa_SUCI_ModeOnJadi ntar dia membuat pengumuman tulisannya begini,”Dicari seseorang yang akan menemani hatiku dengan criteria mau nemenin aku kemana saja, mau mbawain tas aku waktu nyoba sepatu dan baju di  mall, mau ngebukain pintu mobilnya dan mbenerin sepatu atau rokku waktu mau naik, bla…blaaa.blaaa.”. dia konyol. 

Hahaa. Aku gag yakin, cowoknya bakal jadi dirinya sendiri. Soalnya sabar banget ngeladenin kemauan si Tuan Putrinya. Hahaha.
Okeh saya Adjenk Sevfour, terima kasih…. *sambil nundukin kepala
.

Senin, 24 Maret 2014

Hari Ini dan Para Lelaki



Assalamualaikum warahmatullahi, wabarakatuh
Aduh, syukur sekali lah yah. Tidur di siang hari, dan baru bangun. Maklum, malamnya tidur jam 2am dan bangunnya jam 6am pagi. Masalahnya ada acara rapat kerja biro. Oya btw, ini udah tulisan ke 4 yang aku tulis setelah sesi Tanya jawab gaje. Berhubung tulisan ini di publish besok harinya, alias hari jam kerja, ini hanya sekedar ceritaku atau tulisanku saja, yang baik bisa di ambil manfaatnya, yang buruk, mohon di hilangkan dan semoga tidak di contoh oleh teman sekalian. Happy reading…
Tulisan ini aku ketik dalam kondisi mata aku masih mau merem lagi. Sumpah! Mata aku panas sekali, Kakak! Ya tapi memang sebelum tidur siang, aku sudah berjanji akan menghasilkan tulisan ke-22 di folder Naskah Koplak. Hahaha.
Asli deh, sebenarnya tadi waktu pagi itu aku malas sekali untuk ikut ini kegiatan rapat. Soalnya aku bilang ini di luar dari area nyamannku gitu. Lagian tempatnya juga jauh. Angkot yakin deh, gag bisa lewat. Bête khan. Tapi ternyata.. Alhamdulillah sekali yah *syarkoni_Mode_on teman cewek yang sangat baik hati ada yang bersedia memboncengi akuh, yang gendut ini!
 Mampus banget tau gag. Aku pakai baju pink, kerudung pink. Rok sama kaos kaki, serta jam dan sepatu maupun *alah! Tasnya gag sih. Aku pakai kerudung sampai nutupin dada donk! Cantik banget suer~ tapi kalau di lanjutin, masih agak belum siap sih yua~
Sampai sana tempatnya bisa di bilang nyaman, walau harus naik tangga untuk ke ruangan rapat. Capek juga, lumayan. Susunan acaranya iya kaya biasa aja yah. Awalnya aku kira agak garing gituh. Jadi aku, teman aku yang tadi namanya Dewi, selfie lovers Putri ‘emak’, sama Uni Zikra berfoto ria dan beberapa tambahan juga sih mba perancang baju muslimah dengan merk Nofariya Hijab jrengjrengjreng Novita Ismiiiiii. Gokil dah.
Suasana rapat mulai panas, di saat ketua kita sudah membacakan proker-proker tiap departemen beserta sesi Tanya jawab. Gag usah dibahas kali yah yang ini. Yang jelas, sampai orang atau kakak cewek yang aku hormati menaikan volume suaranya. Berarti khan…
Terus, jam 1pm lah acara kita berakhir. Bête banget aku disini. Sumpah! Beberapa dari kami ada yang tidak menggunakan kendaraan dan termasuk aku. Otomatis kita ngandelin para pria dong yah. Eh, malah yang di tunggu makan dulu coba. Ampun deh! Ya memang sih, barangkali mereka lapar. Cumin yah..
Akhirnya aku tanya temen cowokku, boleh gag motornya aku pinjam. Biar aku ada kegiatan juga, daripada nungguin para makhluk XY ini makan lama. Akhirnya boleh. Ya sudah yang untuk adek kelas, aku yang mengantar pulang. Sedangkan yang lainnya pakai bonceng tiga. Kebayang man, gue pakai rok!
Jemputan ke-2 ternyata anak cowok sudah pada turun, ya sudah aku mau markir motornya. Berhubung ada polisi tidur (yang gag aku lihat) dan rem temenku yang agak trouble. Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan aksi jump up, Yo~ kebayang man, gue pakai rok! Dan di depan anak cowok.
Segerombolan cowok itu berseru’ “Wooooiiissss”
Dan aku pun berseru, “Ouwi!” *gaya aksen kaget Thailand~
Parah…parah.
Ngomongin cowok yah. Jujur aku males ketemu sama cowok karena sifatnya. Gag tahu kenapa. Terlebih yang suka mementingkan menunggu cewek modusannya untuk diantar pulang. Sedang disisi lain ada cewek yang lagi sulit nunggu angkutan umum atau missal gag ada angkutan.
Ini yang kadang aku lakuin. Maksudnya atas fenomena ini, aku kasihan saja gitu. Makanya terkadang ada pikiran gila yang selalu bilang, potong saja rambut kamu sampai pendek. Dan lakuin hal yang cowok gag bisa lakuin (padahal bisa).
Gag tahu, aku sulit sekali untuk ngertiin perasaan atau ngebaca pikiran cowok. Dia selalu saja ngelirik atau curi-curi pandang kalau ketemu cewek keceh. Ya misalnya waktu tadi lah. Contoh. Waktu di POM Bensin tadi yah, khan ada seorang wanita yang menunggu temannya mungkin untuk pengajian minggu. Di sepanjang jalan yah, aku memperhatikan banyak cowok ngelihat itu cewek dengan penuh senyuman mupeng. Asli serius. Padahal yah mbaknya pakaiannya sudah bisa di bilang nutup banget walau tanpa cadar.
Untungnya itu mbaknya nunduk dan ketika wajahnya menengadah dia cuek. Tapi pas menghadap ke aku dia senyum gitu mungkin karena sama-sama cewek, manis lho. Mbaknya tuh lebih tinggi dari aku, tapi pipinya dia tembem. Gemuk sedikit sih.
Nah, ada lagi yang ngebetein dari cowok. Dia sulit untuk membaca kode yang di berikan cewek. Contoh nya: ada cowok nih mboncengin temen ceweknya. Nah andai Sri (yang cewek) dan Yanton (yang cowok) harus memutar arah agar bisa sampai kearah rumah Sri. Basa-basilah si Sri ini :
  Masbro, turun disini saja. Takutnya pas kamu mutar arah malahan kejauhan. Kasihan kamunya”.
Yantonpun menjawab, “Aduh, seriusan nih. Itu jauh lhoh. Kan aku sudah pernah main. Kamunya jalannya jauh nanti. kasihan”. Tapi si Yanton ngomong gituh sambil berhentiin motornya dan dalam keadaan si Sri ini turun. Jiahhhhh…
Sial~ kata Sri. Huakakakak. Kalau kamu khawatir, yah anter kek dia sampai sana. Bukannya gituh. Untungnya Sri ini anak pecinta alam sejati dan punya hobi berjalan kaki sambil beryanyi menghibur hati yang emosi! *mbayanginnya aku sambil ngakakk.
Besoknya Sri berubah keseluruhannya seperti anak cowok dan waktu berangkat sekolah dia nonjok hidungnya Yanton sambil teriak, “Siallll lihat kaki aku yang kaku-kaku yang gara-gara kamu nurunin di jalan berliku, padahalll aku suka kamu. Now, im ready to fighting with you! Dor.dor.dor.dor.”. Emmm… abaikan yang ini.
“Saya Adjenk Sevfour, wassalamualaikum” menundukan tubuhnya.

Mirip Gag Yah Mereka?



Ini postingan aku buat waktu malam minggu, tanggal 22 Maret. Pertamanya aku lihat itu lho, YKS. Nah bintang tamunya pertama ada Asyanti sama anak yang bukan anak kandungnya tapi dia menikah sama bapak itu anak *anak tiri, berlilit banget. Pokoknya yang terakhir dating itu Wulan Guritno sama sang putri sulung, Shaloom Rezade Syach.


5842153_20131011013633.jpg

                               Ini si Sulungnya Wulan Guritno

Walaupun aku cewek, tapi aku sempat mengagumi wajah oriental dari gadis 15 tahun ini. Yah walau seperti umumnya ABG di metropolitan yang bergaya kaya anak dewasa, dia ini dandannya mirip banget sama ehm..mamahnya doi. Sepanjang lihat YKS, aku Cuma bisa melongo sambil mengagumi gadis yang sedang serius buat nge-dance. Yah walaupun aku gag sempat lihat perform dia yang asli.
Sambil ngelihatin doi, aku juga sempet mikir. Ini wajah oriental, mirip sama siapa yah? Huahahaha. Kenapa yak, aku tertarik banget sama cewek atau cowok dengan mata sipit. Bukan sipit karena abis di antup lebah. Tapi sipit-sipit wajah  oriental, ibarat kaya Indomie itu, “Taste from Asian”. Asik~
Dan langsung aku inget, lakon si Gisca dalam sinetron seri Trans yakni CCC 1 dan CCC 2. Pemainnya namanya Erieska Rein. Sama seperti Shaloom, Eriska ini punya mata yang sipit. Yang menambah kemanisan senyuman gadis 20 tahun ini adalah tahi lalat di ujung bawah bibir sebelah kiri


4233642_20130621035109.jpg

.

Ini Si Eriska Rein

Dan satu lagi yang menurutku agak mirip dengan mereka berdua yakni Sutta Udomsilp. Gag asing yah namanya? Iya, dia khan pernah aku singgung di Review Film Thailand 7Seven Something. Dan sumpah, aku suka dan langsung fellings banget si Utta ini.


Seven_Something.2012-DVDRip.x264.AAC-HG.mkv_snapshot_00.07.33_[2014.03.22_22.54.26].jpg

                                                 Nah, ini si Utta


Kalau menurut kalian dia gag seperti yang aku bilang. Okeh ini salah mataku. Tapi mereka cantik-cantik khan. Subhanallah.. andai mereka Islam dan mengenakan Jilbab. Bakal aku jadiin teman baik deh. Em, kecuali Shaloom yang memang sudah Islam di banding Eriska yang Katholik dan Utta yang Budha.
Ya sudah sekian berita gaje yang aku buat. Okeh saya Adjenk Sevfour, terima kasih. Wassalamualakum wr. wb…. *sambil nundukin kepala





Ini Yang Tetntang Perpustakaan



Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakaatuh.
Hehehe ini postingan berurutan sama postingan yang tentang tanya jawab gaje itu yah. Oya, sebelumnya aku mau kasih pencerahan awal. *Jiah..Pencerahan. hidup lu aja gag cerah, Sist!
Udah pada dapet sms mengenai pengucapan salam yang tepat, atau belum nih sist? Ya, jadi gini. Pengucapan salam yang biasa kita jumpai di sms, wa, inbox atau whatever lah itu khan “Ass”, arti sebernarnya dah tau dong ini pasti,,,(maaf) pa**at.. Seharusnya pengucapan salam yang tepat itu Assalamualaikum, dan sangat lebih di anjurkan yaitu Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakaatuh.
Walaupun aku gag tau artinya tapi ini adalah doa yang saling dilempar kepada sesama muslim. Kurang lebih yang artinya “Salam damai, semoga rahmat Allah dengan kebarakahan”. Dan kita wajib membalasnya dengan Waalaikumusalam warahmatullah hi wabarakaatuh. Gituh. Jadi member salam merupakan sunah, tetapi untuk menjawabnya adalah wajib.
Huidih… panjang banget ya awalannya. Oke deh langsung cus aja yah. Ini aku tulis waktu tanggal 20 Maret waktu jeda waktu antara kuliah Mikrobiologi sama Ekologi. Jeda yang panjang itu aku sempetin ke perpustakaan. Ya mencari inspirasi lah yah. Banyak banget idea yang datang. Seperti postingan yang tentang ibu-ibu penjaga perpus yang ngebetein banget, sampe menilai buku di perpustakaan kami. Selamat membaca …
“Nulis…nulis.. nulis… sambil nunggu jam kuliah paling enak nganteng di perpustakaan fakultas. Gag papa deh harus ketemu sama penjaga perpus yang sifatnya kurang lebih kaya orang TU di sekolah dulu. Ngebetein. Terlebih lagi ibu-ibu paruh baya yang makai kacamata itu tuh.. yang sukanya Tanya “sudah absen belum?”, dengan suara yang kurang bersahabat di telinga ku. Mungkin kebawa profesi juga yah. Beliau jarang tersenyum. Ampun deh buuuu… udah jelas, mesin absen selalu berbunyi tiap ada yang ngetikin NIM nya kok. Tinggal samain saja sama jumlah anak yang masuk.
Jujur aku gag paham buku apa Saja yang bisa berada di Fakultas. Tapi aku piker bacaan disini agak kurang lengkap. Maksudnya gag ada regeneraisasi. Pernah khan yah aku membaca, jadi buku yang di perpus harus dig anti atau mungkin lebih halusnya pemindahan rak. Dimana buku dengan keluaran terbaru akan di letakkan di sisi bagian atas dan buku yang sudah lama di letakan pada deretan buku bagian bawah.  Selanjutnya yang akan kita bahas adalah buku bacaan ringan.
Maksudnya bukan buku catatan ringan yang juga berhubungan sama kuliah,  tapi buku bacaan yang kaya novel, comic, atau apalah itu. Buku kaya gitu bisa juga lho, merangsang otak kita untuk segar kembali. Biar fresh gitu.
Eh.. mungkin ada lagi yang harus di bahas.  Hem, perlu gag yah computer pencarian buku juga di sediakan di perpustakaan fakultas. Biar kaya di WP gitu. Sehingga kita gag perlu bolak-balik sambil mata dan jari tertuju pada deretan buku di rak terus.
Terus lebih ngenesnya lagi gag Cuma satu atau dua buku yang aku temukan rompakan pada bagian depan bukunya. Kadang yah, kertasnya itu udah kuning-kuning juga ada bekas bercak hitam. Jadi, gimana yah. Aku gag buat minjam itu buku. Soalnya yah, kalau aku pinjem buku naruhnya sakglatake.
Mungkin adanya sifat saling memiliki bisa juga ngebuat si peminjam mau menjaga betul buku yang sedang dia pinjam. Betul?
Terus.. mungkin yah WiFi disini agak bandel gituh. Kata Letto Band yah .. “Kau datang dan pergi, oh begitu saja”. Jadi sambungannya itu sering hilang begitu saja dan tiba-tiba muncul kembali. Tapi serius lho. Masih mending perpus FSM daripada WP yang sumpah…suliiiittt banget untuk bisa pake aksesnya. Kadang nyesel juga lho, kalau ngebawa Laptop Tos***ba keluaran dulu yang berat banget. Ampun Deh! 

Okeh saya Adjenk Sevfour, terima kasih. Wassalamualakum wr. wb…. *sambil nundukin kepala