Assalamualaikum,
wr, wb.
Yesterday, we was a make a opinion about Tegal, right? So, whats up for now? This
topic actually isn’t about English Language. But for a mukoddimah, I try too
using it. Hahaha.alright? yes, alright.
Yang
bakal kita kupas disini adalah Dewasa. Apakah itu dewasa? Siapa sajakah yang
disebut dewasa? Kapan kita mengalami pendewasaan? Dimana saja kita dapat
menyalurkan kedewasaan? Mengapa kita harus dewasa? Dan bagaimanakah caranya?
Pertanyaan
di atas menurut reporter tentu saja sudah benar, bukan? 5W1H? weh..wehh.. itu
siapa itu yang dibelakang, kenapa pada ngomong itu jenis virus baru?
Mentang-mentang saya dari biologi yah? Bukan. Itu merupakan kerangka untuk
menanyakan sesuatu hal pada narasumber untuk memperoleh berita.
Bahasan
kita bukan tentang materi bahasa Indonesia loh yah. Tapi tentang Dewasa. dan
lagi sebenarnya sama dengan kata “orang” yang memiliki dua arti (orang sebagai
manusia, dan orang sebagai manusia yang sukses). Dewasapun demikian. Dewasa
disini, akan kita bagi menjadi Dewasa dari segi usia, dan dewasa dari segi isi
film di laptopnya. Ups! Gag, bukan dewasa yang begituan. Tapi dewas dari segi
sifat atau filosofinya.
Menurutku,
dewasa merupakan proses hidup dimana kita sudah dapat memahami lingkungan
sekitar, dan sudah dikatakan mampu untuk melakukan hal yang dahulu mungkin
masih tabu serta sulit bagi kita. Impossible manjadi I’m Possible.
Mungkin
ini diambil dewasa menurut sifatnya. Kata Bang Raditya, “Alay adalah proses
menuju kedewasaan”. Ada benernya juga sih. Kita bisa lihat ini dengan adanya
perubahan sifat dari yang “aye..ayee” jadi “petuah yang bijak”, dari yang manja
sekarang jadi agak mandiri. Ya gag? Kalau di sifatnya, siapa saja yang sudah
bisa nuturi dalam bahasa jawanya atau dapat memberi contoh yang baik serta
petuah itu yang disebut dewasa.
Nah,
dewasa yang menurut sifat ini yang terkadang anak kecil atau ABG lah bias
menyandingnya. Sadar gag sih gitu yah, kadang malah sifat orang dewasa yang
kaya anak-anak, dan sifat anak-anak yang bisa kasih gambaran kehidupan yang
keras kaya orang dewasa. Kadang gitu yah, aku juga sering malu kalau manja sama
orangtua sedangkan disisi lain aku dinasehatin sama anak kecil. Atau tiba-tiba
adek kita nasihatin kita kalau yang kita lakuin itu ada yang salah. Contoh lain
aja maaf-memaafkan. Anak kecil kok ya segampang itu memaafkan kesalahan
temennya trus gandengan tangan dan main lagi sama temennya yang nakal itu.
Kapan
kita menjadi dewasa? Nah itu dia. Kalau ditanya dari sifatnya. Orang menjadi
dewasa ketika ada orang lain yang lemah disampingnya, trus pinjem pundaknya dia
untuk menangis. Ya gag? Gag salah kok dengan tangisannya. Tapi semua
nasihat yang di sampaikan si pendengar atau pemilik pundak itu selalu
didengarkan sebagai kebaikan untuk lebih tegarlah, bangkitlah. Padahal suatu
saat mereka juga akan melakukan hal sama ketika lagi down.
Dimana
saja kita dapat menyalurkan kedewasaan kita? Semua cowok menjawab : “Diskotik
dan karaoke!”. Parah lu! Otak isinya yadong mulu. Gag. Bukan gitu
maksudnya. Jadi dimana saja kita dapat menasihati, membesarkan hati teman,
menegarkan hati teman, memaafkan kesalahan teman, mengiklaskan sesuatu atau
ibarat kata mencerahkan perasaan teman itulah kesempatan yang bisa kita sebut
“saatnya menjadi dewasa”.
Mengapa
kita menjadi dewasa? Temen aku menjawab, “Biar maspacar gag bilang aku kaya
anak kecil lagi”. Hahaha. Kalau dewasa sifat buat cewek itu kaya pandangan
sebgai wanita karir dibanding masa kuciran Barbie saat SMA. Paham gag? Kalau
belum di cerna dulu. Aku yakin setiap pribadi memiliki pendapat lainnya
mengenai ini. Khan usia kita sudah dewasa.
Dan
bagaimanakah kita menjadi dewasa? I think it was a natural life for habbit.
Jadi ngalir aja gituh sifat kita menjadi lebih baik. Gag perlu mempersiapkan
diri kamu sebaik mungkin secara penampilan. Asal ada kesempatan baik untuk
dilakukan, maka lakukanlah. Gitu.
Sekarang
kita bahas dewasa menurut usia. Di Eropa sana orang di bedain Cuma atas
penampilan luarnya aja yakni child dan adult. Sedangkan adult ini
bisa melakukan apa aja seperti “orang dewasa” lainnya lakukan. Banyak juga yang
gag kok. Semuanya tergantung didikan serta lingkungan sekitar. Bukan
begitu?
Sedangkan
usia dewasa di Indonesia di masukan diatas 17 tahun. Kenapa dengan Tujuh Belas
Tahun itu? Tujuh Belas Tahun disini adalah waktu dari seseorang sudah dapat
dipercaya dapat melakukan kegiatan baik. Mandiri maksudnya. Tapi jangan di
gunain untuk keburukan yaa.. khan sudah dikasih Ibu&Bapak KTP, SIM (jiah
ini sih aku yang mengharapkan waktu swit sepentin).
Orang
dewasa di percaya dapat ngelindungin orang yang lebih muda atau kecil dari dia
atau melindungin orang yang gag mampu.
Gag
sedikit juga yah aku tanya temen cewek, tipe-tipe dari dari cowoknya. Ada yang
jawab, “aku maunya yang dewasa. Jadi dia bisa ngladenin aku, atau nurutin aku”.
Gue sempet heran gituh yah, ini nyari cowok atau nyari pembantu?
*ErnestPrakasa_SUCI_ModeOnJadi ntar dia membuat pengumuman tulisannya
begini,”Dicari seseorang yang akan menemani hatiku dengan criteria mau nemenin
aku kemana saja, mau mbawain tas aku waktu nyoba sepatu dan baju di mall, mau ngebukain pintu mobilnya dan
mbenerin sepatu atau rokku waktu mau naik, bla…blaaa.blaaa.”. dia konyol.
Hahaa.
Aku gag yakin, cowoknya bakal jadi dirinya sendiri. Soalnya sabar banget
ngeladenin kemauan si Tuan Putrinya. Hahaha.
Okeh
saya Adjenk Sevfour, terima kasih…. *sambil nundukin kepala
.