Selasa, 13 Mei 2014

Ini Cerita Waktu PL Ekologi Akuatik



Walau telat sih ini tulisanku.
Aku menulis ini di hari Minggu (11/5) malam hari setelah angkatan Cor Nature melakukan PL Ekologi di suatu tempat. Kekeke~ sebenarnya capek banget. Betis aku yang sebesar ubi jala saja masih merasakan pegel sehingga aku mengetik ini dengan keadaan kaki yang aku senderin di tembok kost… Jiahaha, ada yang mikir gimana nmelakukannya ya? Ketipu deh.. hahaha~
Aduuuuuhhhh… Berseri-seri banget aku ini, mendengarkan lagu Asmara Nusantaranya Budi Doremi. Sebenarnya ada dua hal yang mau kita bahas tapi di beda tulisan lho yah.. yang pertama mengenai PL tadi yang kedua mengenai Pecinta Alam. Tapi kali ini mengenai PL dahulu.
Jadi awalnya memang di jarkom jam 6 pagi SUDAH HARUS KUMPUL di FSM. Kenapa jam segitu? Katanya biar panasnya tidak begitu kerasa.. ya Sudah khan, aku yang merasa jam segitu belum ada angkot yang lewat, jadi keluar kost jam 5 lebih, niat jalan kaki. Jiahahahahaha. Soalnya ada tulisan, “Anggap latihan sebelum naik ungaran”, itu sebabnya aku semangat ‘45! Hyeeee!!!!
Tapi kawan, padahal udah ada tulisan sudah harus kumpul jam 6, nyatanya masih saja ngaret sampe jam setengah7 lebih, Ampun deh -.-  Yaudah deh, paling aku ngucapin terima kasih ke Alivia karena waktu di depan dekanat dia nebengin aku. Padahal aku mau pemanasan. Pasti ini mba Mutia bakal marah-marah. Pikirku.
Singkat cerita kita udah di daerah hutan edukasi jam 8. Panase njeh, kata Vika ini nerakanya lagi bocor. Tapi memang panas, jadi aku memang sempat pusing sekali, mual gituh. Manalagi briefing yang bagian ekosistem akuatik dan daratan ternaungi tak ternaunginya lama beud (aku memang tertarik untuk langsung mengambil bagian tersebut). Tambah-tambah pengin muntah. Eh tapi ternyata di tengah briefing Pak Jafron sama Pak Ruli mbawa specimen yang beliau temui, yakni belalang ranting (Phobaeticus chani).
Phobaeticus chani
Khan iseng-iseng aku kami (Aku, Mbak Dian, sama Arrofi) ngukur panjangnya wuidih lumayan juga dari anterior sampai posterior itu sekitar 12 cm dimana bagian kaki yang belakang dari pangkal hingga telapak sekitar 6,5-7cm. permukaannya keras seperti ranting dan juga kasar.
Yasudah, setelah itu kita langsung otw ke daerah akuatik. Sumpah proses jalannya itu keren banget, aku yang mengidam-idamkan untuk muncak sedikit berimajinasi kalau lagi muncak. Walaupun pasti capek muncak, tapi medan yang bakal di tempuh kurang lebih demikian. Kata sumber di depan.
Melewati sungai (?) atau selokan (?) pokoknya nyebrang dan di situ manjat lagi hingga sampai sungai yang di tuju. Moto eksis dahulu dong yah. Tapi di sini si Vika lebih mendominasi mengisi memori card-ku di banding si empunya.  Huah, sumpah mungkin karena akunya yang lagi heboh jadi aku ngebayangin lagi di hutan-hutan yang ada sendang-sendangnya gitu..





Di foto pertama si Vika ngeksis dahulu sambil nglepas lelah. Di foto kedua dan ketiga aku sama Vika, aku yang pakai masker, soalnya agak mual. Apa hubungannya yah? Kami lagi pamer training ituh. Kekeke~ Di Foto ke-4 semua wajah temanku pada suntuk semua, sampai-sampai Fransisca lagi berasa jadi Dayang Sumbing dari jauh ada Amel yang lagi nongkrong di pinggir air terjun dan di belakang ada Arrofi yang lagi pakai topi Green army. Nah foto yang ke-5 itu kaki aku sama Ochi, anak Haliaster. Aku langsung aja melepas kaos kaki dan main air. Maklum kangen suasana ginian. Trus yang terakhir itu foto Vika yang mencoba alat Water Checker di sebelahnya ada dua anak Hali lainnya yang juga mencemplungkan kakinya di air yakni Mbak Dian yang pakai topi dan yang pakai slayer jingga yakni Nalar Mutiara.
Setelah itu kita langsung naik ke atas lagi untuk mengukur daerah terrestrial (daratan). Lumayan ini naiknya, apalagi sandal abis basah kena air. Takut licin. Dan tempatnya menanjak saudara-saudara. Sewaktu sampai di atas, suasana sangat memanas karena suhu dan tanah yang kering –beneran kering-, ini beberapa fotonya:






Di foto pertama itu sebenarnya nanjak, tapi karena aku sejajar dengan sang model, jadi kelihatan tidak terlalu menanjak. Di foto ke dua itu tangan dari Ainin ikut nampang waktu mencoba soil meter untuk mengukur kelembapan dan Ph dari tanah. Selanjutnya adalah foto bayanganku, jiahahaha. Dan lihat betapa keringnya itu. Temperaturnya aku taksir antara 37-38oC panas cui. Bisa dilihat di foto ke-4 yang lagi pada ngadem di bawah pohon pisang? Itu ada yang pakai payung, ada yang minum. Dan yang paling kocak adalah di foto terakhir. Hahahahah. Ide cemerlang menarik tangan Imam untuk mengambil daun pisang karena dirasanya dapat berfungsi sama dengan paying. Di sampingnya ada yang numpang teduh, si Danar. Entah apa yang mereka perbincangkan, hahahahaha. Trus tak jauh di belakangnya ada tiga anak manusia (Nasrul, Khalisa dan Ristia) yang lagi mengukur intensitas cahaya menggunakan Lux Meter, bukan Lux Body Soap yah. Kekekek~
Ya sudah  selanjutnya kita ke kelompok masing-masing dan makan siang di padang rumput. Kelompok Mbak Meiza di dalamnya termasuk aku, sebelum pulang mengambil hasil dari trap yang telah dikubur sebelumnya. Ada kejadian lucu yang aku perbuat disini yakni…. Aku Jatuh Mamen. Kepleset. Haduh, nahan malu, nahan sakit, nahan ketawa pokoke. Untung itu larutan detergen yang aku pegang tidak sampai jatuh di mulut. Sayang untuk adegan makan di padang rumput dan foto kelompok malah tidak di abadikan.
Ya sudah sekian cerita pertamaku mengenai PL Ekologi hari ini, salam lestari. Lho? Khan mau di lanjut….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar