Kamis, 04 Juni 2015

Semua Tentang Jogjakarta (Ngayogyakarta)

Semua Tentang Jogjakarta (Ngayogyakarta)

Entah kemana pikiran ini melangkah. Entah kemana lagi pikiran ini meloncat. Hari lalu kuliah soreku yakni Ekologi Terestrial dibuka dengan cerita singkat Pak Hadi mengenai berita yang sedang tersebar di broadcast mengenai cacing-cacing di daerah Jogjakarta yang banyak menggeliat keluar dari permukaan tanah karena suhu di dalam bumi yang panas. Dan hal yang serupa pernah terjadi 9 tahun lalu. Dimana pada tahun 2006 disaat Jogjakarta diguncang dengan kekuatan yang tidak dapat dibilang kecil.

2006? Jogjakarta? Ahh.. Andai.

Entahlah semoga saja Jogjakarta selalu dalam perlindungan-Nya. Yah. Aku harap Allah SWT selalu memberikan keselamatan, kesejahteraan, dan keamanan bagi warga Jogjakarta. Aku menulis catatan ini bukan karena cerita asmaraku terhadap salah satu teman yang pernah tinggal dan mengejar ilmu di daerah Bantul, namun aku merasakan ada ikatan yang kuat antara aku dan Nagri Ngayogyakarta ini.
Memang banyak sekali kenangan-kenangan di Jogjakarta yang sangat mengesankan. Waktu jaman Mamah masih mengajar di MTs Assalafiah Kota Tegal yang studytournya memang ke sana seperti Kebun Binatang Gembira Loka, Candi Borobudur, Pantai Paris (Parangtritis), Taman Sari, Monumen Kerucut (Jogja Kembali), Kaliurang, Monumen Dirgantara dan pasti Jalan Legend Malioboro.

Semakin remaja atau mungkin dewasa semakin aku bisa melalangbuana ke bagian lain. Monumen Tugu Pal Putih dimana salah satu Iconic Jogjakarta yang berada di ujung jalan Malioboro, kembali menyusuri kenangan yakni Taman Sari, Keraton Jogjakarta (Sultan Palace), Kantor Pos Gedhe, Benteng Vredeburg, kembali lagi menghampiri Gembira Loka, Krakal, Parangkusumo, Sasono Hinggil Dwi Abad, Alun-alun Kidul tempat dimana aku pernah melihat indahnya supermoon bersama dengan sekian warga atau bahkan perantau pelajar Jogjakarta. Alun-alun Lor yang merupakan tempat parker bus-bus pariwisata. Entahlah hingga perjalanan rindu menggunakan kereta api yang berhenti di Stasiun Lempuyang.

Atau mengunjungi kampus tetangga seperti UGM, IAN Sunan Kalijaga, UII, UNY juga pernah. Mungkin pernah istirahat sejenak dari perjalanan Semarang – Jogjakarta dengan menggunakan motor dan beristirahat di warung gudeg Buk Tin.

Dari semua itu masih saja bukan ingatan atau kenangan membekas bersama Mamah, Abih, Gilang, Tante Anna yang juga pernah ikut studytour bersama MTs Assalafiah. Bukan ingatan bersama Pinkan, Denis, Ali, Manda, Yuli, Vivi, Nova dan seluruh anak ASEAN saat studytour ke IAIN SuKa. Bukan juga saat mendaftar dan tes di IAIN SuKa dan keliling malam bersama Manda ke Tugu Pal Putih sampai mbakso. Bukan studybanding ke UGM, UNY atau UII bersama teman kampus. Bukan motoran bareng Teh Hesti, dan Teh Asti nongkrong di Alun-alun Kidul lihat bulan dan bakar-bakaran sampai lupa ternyata ban motor bocor. Tentu bukan cerita bareng penjual baju, tukang delman, tukang becak, sopir bus.

Kenangan yang selalu terbekas dan menggores mungkin “Kamu” tahu Bayu Febriansyah ah bukan Gilang Ramadhan. Atau mungkin kamu lupa? Aku yang tidak tahu pasti mengenai Daerah (yang memang sangat) Istimewa Yogyakarta dan kamu bandingkan dengan wanita tiga tahunmu. Heheh. Sudahlah, memang begini ceritanya dan adanya.


Mbantul praja tamansari, ben ra ucul yo digondheli.                                                                     Sleman sembada, eman-eman marai gela                                                                            Gunungkidul handayani, bacut ucul angel nggoleki                                                               Kulonprogo binangun, karo kanca mbok ya sing rukun – Ngayojakarta Genk Kobra -